REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- YBM PLN merupakan institusi di bawah PLN dan senantiasa menjalankan amanah seluruh para pihak dalam penyaluran dari zakat dan infak shodaqoh yang dikumpulkan dari seluruh pegawai PLN.
"YBM PLN ini tidak punya agenda politik dan tidak punya agenda kekuasaan, dan kami semata-mata menjalankan kaidah-kaidah agama. YBM PLN memiliki dewan syariah, yang memiliki peran yang cukup baik. Seluruh program mendapatkan endorsement dan otorisasi persetujuan dari dewan syariah yang berasal dari kalangan profesional dan experience, bapak Prof Amin dan Ust Ridwan. InsyaAllah perjalanan YBM PLN ke depan dan yang sudah-sudah selalu memenuhi kaidah-kaidah Islam," tegas Iskandar dalam Pembukaan Sekolah Pendamping Desa.
YBM PLN telah hadir ke ranah-ranah pemberdayan umat dari Sabang sampai Merauke, tersebar Aceh hingga Papua dengan pemberdayaan pendidikan kesehatan dan lain-lainnya. YBM PLN juga hadir di bencana Covid, bencana banjir, bencana gempa dan seterusnya.
"Kehadiran bapak Tarmizi dan bapak Suprapedi dari Kementerian Agama dan Kementerian Desa cukup memberikan support dan dukungan kepada YBM PLN untuk melangkah ke depan. Kami terima kasih terutama IMZ sebagai mitra Strategis dalam program Sekolah Pendamping Desa YBM PLN di beberapa bulan ke depan.
Pendamping Desa sebagai Warna Baru dalam Pengelolan Zakat
Sekolah Pendamping Desa ini sebenarnya sudah kita rancang 6 bulan yang lalu. Tetapi karena covid. Misi visi pemberdayaan berbasis kawasan dan desa. Kami merasa terpanggil menggarap desa. YBM PLN sudah memiliki desan 15 binaan, di 6 provinsi dengan total penerima manfaat sekitar 900 orang. Ke depan, desa binaan ini kita tingkatkan terus menerus, YBM PLN akan selalu hadir untuk membantu umat. Rekrutan ini akan kita tempatkan di 5-10 desa", paparan Iskandar, Ketua Umum YBM PLN.
"Lulusan program SPD menjalani ikatan dinas untuk bertugas selama kurun waktu tertentu di Desa sesuai dengan kesepakatan dengan lembaga. Bekerja di bidang pemberdayaan desa, ini salah satu suatu bentuk pekerjaan yang mulia. Karena membangun Indonesia dari desanya. Semoga dengan menjalankan program ini dan ditempatkan di desa-desa, diharapkan para peserta di masa depan dapat menjadi tokoh-tokoh desa terutama dalam program pemberdayaan ekonomi. Semoga ini akan menjadi warna baru dalam model pengelolaan zakat", tambah Fatchuri Rosidin, Direktur IMZ, lembaga pelatihan di bidang manajemen zakat dan pemberdayaan.
“Saat ini Kementerian Agama sedang menyiapkan 37 kompetensi standar bagi amil dan nazhir agar mampu mengoptimalkan pembangunan manusia unggul dalam bentuk standar kompetensi kerja nasional. Semoga tahun depan kita dapat selesai mengerjakannya.
Program lembaga zakat melalui pendamping haruslah beriringan dengan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa dan musrenbang”, demikian papar Drs. H. Tarmizi Tohor, MA, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama pada sesi pertama Talk Show Pemberdayaan Desa dalam rangkaian acara Pembukaan Sekolah Pendamping Desa YBM PLN pada Senin 2 November 2020.
“Desa butuh sosok pemberdaya masyarakat yang memiliki kompetensi pemetaan kebutuhan masyarakat desa, mendesain program pemberdayaan desa, mendampingi masyarakat dengan monitoring dan evaluasi program pemberdayaan desa. Inilah sosok yang sangat dibutuhkan oleh desa saat ini.
Bagaimana agar pemberdaya masyarakat bisa menciptakan nilai tambah dan sesuai SDGs. Harus memahami nilai tambah untuk menciptakan inovasi. Harus ada cara-cara luar biasa agar nilai tambah suatu desa itu naik. Apalagi di masa pandemi ini. (1) Iptek menjadi basis penerapan dalam pemberdayaan masyarakat. Kelembagaan macam apa yang harus dibentuk; (2) Digitalisasi, dengan Smart village menjadi kebutuhan dan basis pemetaan tanpa data digital susah untuk memetakan; (3) Spesialisasi, pemberdaya harus memiliki spesialisasi agar mampu mendorong SDGs. Masalah kesuburan tanah, pemanenan, pasca panen on farm off farm, pemupukan dsb. Begitu pula dengan jasa; (4) Diversifikasi, agriculture dan lain-lain membutuhkan spesialisasi; (5) Kolaborasi, zaman sekarang harus sinergi. Berbagai kewenangan dengan wilayah pendidikan dan kementerian. Kita harapkan strategi ini dapat digunakan oleh para pendamping desa”, penjelasan Dr. Suprapedi M. Eng, Staf Ahli Menteri Bidang Kerjasama Antar Lembaga Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi menambahkan.
Sejumlah 14 peserta Sekolah Pendamping Desa yang merupakan fresh graduate dari timur hingga barat Indonesia berkumpul setelah menjalani seleksi rekrutmen 889 calon yang telah melakukan psikotes dan wawancara. Lulusan sekolah online yang bersinergi dengan IMZ ini akan ditempatkan untuk mendampingi desa dan kawasan pembinaan YBM PLN, lembaga profesional yang mengelola dana zakat dari seluruh lingkungan PT PLN, Persero di Indonesia. Program ini akan berjalan pada tanggal 2 - 29 November 2020 secara daring dengan berbagai variasi agenda untuk mencetak para pendamping desa yang profesional dan berkompeten.