REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengajak masyarakat perkotaan untuk melakukan kegiatan urban farming, budidaya ikan dan lainnya. Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung iklim kemandirian pangan terlebih pasokan pangan di Kota Bandung 90 persen berasal dari luar Bandung.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan Kota Bandung tidak memiliki banyak lahan sawah yang digunakan untuk lahan pertanian. Menurutnya, pasokan pangan yang ada berasal dari luar wilayah Kota Bandung.
"Sebagai kota metropolitan yang tidak memiliki luasan tanah sawah untuk menjadi tempat bertani menanam tapi sebagai kota pemakai tentu saja diharapkan juga bahwa ketahanan pangan itu bisa dilakukan dengan cara mengajak warga kota Bandung untuk urban farming, ternak ikan, budidaya lele," ujarnya belum lama ini.
Ia mengajak masyarakat melakukan urban farming atau budidaya ikan melalui program Kang Pisman atau Buruan Sae. Meski belum signifikan namun ke depan diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. "Belum kelihatan persentase besar (kemandirian pangan) tapi di lapangan, di kewilayahan di tiap RW sudah bermunculan semangatnya (urban farming)," katanya.
Oded berharap kesadaran masyarakat untuk melakukan urban farming meningkat sehingga mereka memiliki produk-produk tanaman yang diproduksi sendiri. Ia mengatakan dorongan urban farming dilakukan sejak sebelum pandemi covid-19 terjadi."Kalau bicara strategi ketahanan pangan, bukan hanya saat pandemi saja karena pada saat sebelum pandemi terus kita lakukan," katanya.