REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang begitu besar, keberhasilan penanggulangan pandemi Covid-19 di Jawa Bara sangat tergantung pada kesediaan laboratorium untuk melakukan testing & tracking. Pengujian terhadap proporsi penduduk sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai sangat penting untuk memutus rantai tular penyakit yang telah membuat krisis ekonomi di berbagai belahan dunia ini.
Dengan kondisi demografi dan geografi Jawa Barat tersebut, ketersediaan laboratorium pun dianggap tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pemerintah. Kehadiran swasta yang berkolaborasi dengan menyediakan laboratorium yang fokus pada tes yang berhubungan dengan Covid-19 meningkatkan kemampuan daerah dalam menangani pandemi tersebut.
“Dalam menangani dan menanggulangi Covid-19 pemerintah tidak bisa sendiri. Peran swasta sangat dibutuhkan. Dengan kehadiran Intibios Lab diharapkan tes swab PCR akan semakin cepat dan akurat. Saat ini di kota Bandung, sudah dilakukan 41 ribu tes PCR, melebihi jumlah ketentuan standar internasional,” ujar Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna dalam acara pembukaan Intibios Lab di Kelurahan Sindangjaya, Kecamatan Mandalajati, Bandung.
Intibios Lab diketahui merupakan buah kolaborasi sejumlah pengusaha, dokter, dan tenaga ahli laboratorium setelah melihat Indonesia masih mengalami keterbatasan jumlah laboratorium untuk memenuhi rasio pengujian Covid-19 sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Laboratorium ini fokus pada Polymerase Chain Reaction (PCR) swab test, antigen swab test, rapid test, dan tes serologi yang bermanfaat dalam deteksi Covid-19.
Kolaborasi ini digagas Enggartiasto Lukita, pengusaha senior dan mantan Menteri Perdagangan RI 2016-2019 bersama pengusaha Sumadi Seng, Belly Budiman, Then Herry, dan Rio Abdurrachman, serta Dr. Nanny Djaya (spesialis gizi yang pernah menjadi kepala rumah sakit di Jakarta) dan Dr. Enty (spesialis mikrobiologi klinis).
“Ini adalah pertemuan antara bisnis dan kemanusiaan. Ketika saya mendengar bahwa Indonesia membutuhkan banyak laboratorium, saya hubungi teman-teman saya dan mereka sangat ringan tangan mewujudkan laboratorium yang fokus sehingga semua operasionalnya diarahkan untuk penanganan Covid-19,” ujar Enggar dalam keteragannya, Jumat (13/11).
Acara pembukaan itu juga dihadiri oleh anggota DPRD Jawa Barat Sabil Akbar, anggota DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga, dan Wakapolrestabes Bandung AKBP Yade Setiawan Ujung, serta sejumlah pejabat terkait kesehatan di kota Bandung.
“Masalah pembangunan lab relatif mudah. Yang sulit adalah pengadaan alat-alat, reagen, dan consummables lainnya karena barang-barang tersebut jadi rebutan di tingkat dunia,” ujar mantan Menteri Perdagangan ini.
Enggar menambahkan, sampai saat ini Intibios Lab sudah beroperasi di Jakarta, Yogyakarta, Cirebon, Lampung dan hari ini di Bandung. “Kami juga sedang menyiapkan di Karawang, Bogor, Surabaya, dan kota-kota lain. Mungkin secara berita yang ramai di Jakarta, namun pandemi ini terjadi di seluruh Indonesia, sehingga kita merasa perlu hadir di berbagai tempat di Indonesia,” kata dia.
Direktur Utama Intibios Lab Rio Abdurrachman mengatakan pihaknya akan melakukan 'jemput bola' ke masyarakat untuk membantu tracing and tracking.
“Intibios hadir dalam bentuk kontainer untuk mempercepat waktu pembuatan dan distribusi ke daerah-daerah. Namun, operasionalnya tetap mengikuti standar prosedur dan perizinan yang telah ditetapkan pemerintah,” ujar Rio.