REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin menyerukan kepada para pemimpin Asia Pasifik untuk saling bersatu menuju pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang padu, inklusif dan mapan. Muhyiddin mengatakan, mereka perlu berdagang dan berinvestasi untuk keluar dari kekacauan ekonomi.
"Ekonomi-ekonomi anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang membentuk kira-kira 60 persen dari PDB global memainkan peranan penting dalam memimpin pemulihan ekonomi pascapandemi," katanya pada Musyawarah Pimpinan-Pimpinan Ekonomi APEC (AELM) secara virtual di Kuala Lumpur, Jumat.
Muhyiddin juga mengharapkan para pemimpin untuk menghindari semua gangguan dan tetap fokus kepada usaha mencari penyelesaian regional dalam menangani pandemi Covid-19. "Kita perlu bersatu memerangi Covid-19, dan oleh itu amat penting bagi penduduk di seluruh dunia mendapat akses kepada vaksin dan teknologi kesehatan secara sama rata dan pada kos berpatutan,” katanya.
Muhyiddin melihat APEC sebagai inkubator yang menyediakan kerangka kerja yang benar dalam melaksanakan gagasan ekonomi secara suka rela, tidak terikat dan berdasarkan konsensus.
"APEC sekarang berada di titik kritis. Pada tahun 1994, kita anggota ekonomi APEC, menyetujui Tujuan Bogor tentang perdagangan bebas dan terbuka dan investasi di Asia-Pasifik pada tahun 2020," katanya.
Sejak Tujuan Bogor pertama kali diartikulasikan pada 1994, ujar dia, total perdagangan antara Ekonomi APEC dan seluruh dunia telah meningkat lebih dari empat kali lipat. "Kita sekarang mewakili hampir 50 persen dari total perdagangan dunia. Mencerminkan kedalaman integrasi ekonomi kita, lebih dari dua pertiga perdagangan oleh ekonomi APEC dilakukan dengan ekonomi APEC lainnya," katanya.