Selasa 24 Nov 2020 11:06 WIB

China Luncurkan Misi Ambil Batuan di Bulan

China menjadi negara ketiga yang ambil sampel batuan di Bulan dalam misi Change'e-5.

Rep: Idealisa Masyrafina/Dwina agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pesawat ruang angkasa robotik Change5 meluncur untuk mengambil sampel batuan di bulan.
Foto: the indian express
Pesawat ruang angkasa robotik Change5 meluncur untuk mengambil sampel batuan di bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah meluncurkan misi untuk mencoba mengambil sampel batuan dari Bulan. Pesawat ruang angkasa robotik Chang'e-5 meninggalkan kompleks peluncuran Wenchang dengan roket Long March 5 pada Selasa (24/11) pagi waktu setempat.

Jika misi ini berhasil, Chang'e-5 akan kembali ke Bumi pada pertengahan Desember. Sudah lebih dari 40 tahun sejak Amerika dan Soviet membawa pulang batuan dan tanah bulan untuk dianalisis.

Baca Juga

China akan menjadi negara ketiga yang mencapai prestasi ini. Dilansir di BBC, Selasa (24/11), Chang'e-5 akan menargetkan lokasi dekat yang disebut Mons Rümker, kompleks vulkanik tinggi di wilayah yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum.

Batuan di lokasi ini diperkirakan masih sangat muda dibandingkan dengan yang diambil sampel oleh astronot Apollo AS dan robot Soviet Luna. Bantuan kemungkinan berusia 1,3 miliar tahun versus batuan berusia 3-4 miliar tahun yang diambil dari batuan misi sebelumnya.

Ini akan memberi para ilmuwan titik data lain untuk metode yang mereka gunakan untuk menghitung usia peristiwa di Tata Surya bagian dalam.

Pada dasarnya, para peneliti menghitung kawah. Dengan semakin tua permukaannya, semakin banyak kawah yang dimilikinya; semakin muda permukaannya, semakin sedikit yang dimilikinya.

Ketika Chang'e-5 tiba di Bulan, ia akan masuk ke orbit. Sebuah robot pendarat kemudian akan melepaskan diri dan melakukan pendaratan bertenaga. Setelah turun, instrumen akan mengkarakterisasi lingkungan sebelum mengambil beberapa bahan permukaan.

Pendarat memiliki kapasitas juga untuk mengebor ke dalam tanah, atau regolith. Kendaraan pendakian akan membawa sampel kembali ke tempat pertemuan dengan pengorbit.

Pada tahap inilah pemindahan yang rumit harus dilakukan, mengemas batu dan tanah ke dalam kapsul untuk dikirim kembali ke Bumi. Kapal penggembala akan mengarahkan kapsul untuk memasuki atmosfer Inner Mongolia.

Setiap fase sulit, tetapi arsitekturnya akan sangat familier. Ini sangat mirip dengan bagaimana misi manusia ke Bulan dilakukan pada 1960/70-an. China sedang membangun menuju tujuan itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement