Kamis 26 Nov 2020 11:28 WIB

Kesedihan Zanetti Usai Kepergian Maradona

Zanetti bahkan menyebut Maradona akan selalu ada di setiap lapangan sepak bola

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Muhammad Akbar
Vice President of FC Internazionale Javier Zanetti bersiap melakukan press conference mengenai Inter Academy Indonesia di Jakarta, Rabu (14/2).
Foto: Republika/Prayogi
Vice President of FC Internazionale Javier Zanetti bersiap melakukan press conference mengenai Inter Academy Indonesia di Jakarta, Rabu (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Wakil presiden Inter Milan, Javier Zanetti mengakui publik pecinta sepak bola akan sangat kehilangan sosok legendaris Diego Armando Maradona, setelah dinyatakan meninggal dunia pada usia ke-60 tahun.

Eks kapten i Nerazzurri, Zanetti bahkan menyebut Maradona akan selalu ada di setiap lapangan sepak bola, yang dimainkan di Argentina.

"Apa yang diwakili Maradona untuk semua orang yang mencintai sepak bola. Dia unik, caranya membuat kami bahagia di atas lapangan," tegas Zanetti kepada Sky Sport dikutip Football Italia, Kamis (26/11).

Maradona meninggal dunia karena mengalami penyakit serangan jantung pada Rabu (25/11) malam WIB. Kapten timnas Argentina pada Piala Dunia 1986 itu tutup usia di rumahnya di Tigre, setelah sempat menjalani perawatan akibat pembekuan darah di otak pada 3 November lalu.

Zanetti yang tengah menyaksikan pertandingan timnya melawan Madrid. Mendapat kabar kepergian Maradona merasa terkejut. Ia bahkan tak mempercayai bahwa sang legenda telah tiada.

"Ini jelas momen yang sangat menyedihkan bagi semua orang yang menyukai sepak bola. Maradona mewariskan kecintaanya yang besar pada olahraga dan kehadirannya akan selalu terasa di setiap lapangan sepak bola, karena dia abadi," sambung Zanetti.

Diego Armando Maradona lahir di Lanus, Buenos Aires, Argentina, pada 30 Oktober 1960. Setelah membela Argentinos Juniors pada 1977 hingga 1980, dan Boca Juniors 1981, Maradona hijrah ke Barcelona medio 1982 sampai 1984.

Kesuksesannya lebih menonjol bersama Napoli 1984-1991 dengan hiasan gelar dua kali juara Serie A, serta 1 trofi Coppa Italia, Piala UEFA, dan Piala Super Italia.

Sempat melanjutkan karier dengan tim La Liga Spanyol, Sevilla 1992 hingga 1993, Newell's Old Boys 1993-1994, serta Boca Juniors (1995-1998), Maradona akhirnya memutuskan gantung sepatu.

Puncak kariernya terjadi bersama timnas Argentina, yang menjuarai Piala Dunia 1986 dengan diwarnai momen legendaris Gol Tangan Tuhan di laga kontra Inggris pada perempat final.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement