Kamis 26 Nov 2020 11:20 WIB

Hadapi Resesi Dalam, Inggris Pangkas Bantuan Luar Negeri

Inggris mengalami resesi terdalam lebih sejak tiga abad terakhir.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas di salah satu jalan di Kota London, Inggris, Senin (2/11). Ekonomi mengalami resesi terdalam selama lebih dari tiga abad terakhir.
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Aktivitas di salah satu jalan di Kota London, Inggris, Senin (2/11). Ekonomi mengalami resesi terdalam selama lebih dari tiga abad terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pemerintah Inggris mengurangi target lama terhadap alokasi bantuan luar negeri setelah mengalami resesi terdalam selama lebih dari tiga abad terakhir. Dalam sebuah pernyataan kepada anggota parlemen, Menteri Keuangan Rishi Sunak mengatakan, target untuk mengalokasikan 0,7 persen dari pendapatan nasional untuk bantuan luar negeri akan dipotong menjadi 0,5 persen.

Langkah itu diharapkan dapat membebaskan 4 miliar poundsterling atau 5,3 miliar dolar AS untuk digunakan pemerintah di tempat lain. Para kritikus menilai, jumlah tersebut dapat digunakan untuk menyelamatkan puluhan ribu nyawa di bagian termiskin dunia.

Baca Juga

Sunak mengungkapkan rasa hormat mendalam kepada mereka yang telah berdebat dengan penuh semangat untuk mempertahankan target ini. "Pada saat yang krisis belum pernah terjadi sebelumnya, pemerintah harus membuat pilihan sulit," tuturnya, seperti dilansir di AP, Rabu (25/11).

Sunak menjelaskan, pemerintah akan kembali ke target yang ditetapkan oleh pemerintah Partai Buruh Tony Blair pada 2004. Tapi, ia tidak menjelaskan jadwal pastinya. Ia hanya mengatakan, dengan target baru, Inggris akan tetap menjadi pemberi bantuan terbesar kedua di antara Kelompok Tujuh (G7) industri terkemuka.