REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menyebut kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) tengah dalam posisi terdesak di tempat persembunyiannya. Bahkan kelompok dibawa pimpinan Ali Kalora itu sudah kehabisan persediaan makanan.
"Jadi untuk menyambung hidup, mereka mencuri dan merampok stok makanan warga setempat," kata Awi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (2/12). .
"Mereka sudah terdesak ini, karena kehabisan bekal sehingga yang terjadi meneror masyarakat dan meminta makan," katanya lagi.
Memang, kata Awi, biasa kelompok teroris Ali Kalora tersebut merampas dengan cara tanpa melakukan penganiayaan. Tetapi, dalam aksi perampasan yang terjadi di Sigi terjadi perlawanan, sehingga berakibat pada pembantaian satu keluarga dan pembakaran rumah.
“Kemarin karena ada perlawanan tidak diberi sehingga yang terjadi demikian (pembantaian),” tutur Awi.
Lanjut Awi, karena kehabisan bekal makanan, kelompok MIT itu keluar dari tempat pelarian. Awi menganggap keluar dari persembunyian adalah pilihan rasional yang mereka ambil menyusul stok makanan yang tersedia di lokasi sembunyi sudah menipis. Kebiasaan keluar masuk dari lokasi sembunyi ini yang bakal dipelajari Polri dalam upaya penangkapan.
"Kita serahkn saja sama tim, sudah berjalan di sana. Mereka juga sudah didukung dengan kemampuan dan sarana prasarana yang memadai. Sehingga semoga permasalahan gegrafis, alam ini bisa segera kita atasi," ucap Awi.