Kamis 03 Dec 2020 10:20 WIB

BPBD Jatim Petakan Wilayah Terdampak Lahar Dingin Semeru

Pemetaan wilayah terdampak lahar dingin Semeru untuk mencegah adanya korban

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik terpantau dari Desa Oro Oro Ombo, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/12/2020). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius satu km dan wilayah sejauh empat km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik terpantau dari Desa Oro Oro Ombo, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/12/2020). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius satu km dan wilayah sejauh empat km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim melakukan analisis atau pemetaan wilayah rentan dilewati aliran lahar dingin Gunung Semeru, guna mencegah adanya korban jiwa. Kasi Kedaruratan BPBD Jatim Satriyo Nurseno mengatakan, sejak Rabu pagi TRC melakukan pemetaan di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, yang mana sebelumnya lahar dingin mengalir di lokasi itu.

"Teman-teman mengasesmen wilayah-wilayah yang rentan terkena lagi. Karena di situ sudah penuh lahar dingin. Nanti akan meluber ke mana, teman-teman lagi asesmen di situ," ujarnya dikonfirmasi Kamis (3/12).

Baca Juga

Salah satu tujuan asesmen itu, kata Satryo, timnya perlu mengetahui jalur-jalur evakuasi di wilayah tersebut apabila kembali terjadi guguran lahar dingin. Sebab, sebagian masyarakat pengungsi sudah kembali ke rumah mereka.

"Jadi asesmen itu untuk mengetahui evakuasi tercepat ke mana kalau terjadi lahar dingin lagi. Karena masyarakat setempat yang di pengungsian kembali ke rumah untuk melaksanakan kegiatan masing-masing," kata dia.

Satriyo menegaskan, sebenarnya tokoh masyarakat setempat di pengungsian, juga dari pihak Kodim dan Korem Lumajang sudah mengimbau agar sementara waktu ini mereka tidak kembali ke rumah. Tetapi, masyarakat tetap ingin melaksanakan aktivitas sehari-hari. Hal itu bisa jadi karena masyarakat merasa jenuh saat berada di pengunhsian.

"Seharian di pengungsian tok, ya memang menjenuhkan," ujarnya.

Namun demikian, Satriyo memastikan masyarakat tersebut tidak sepenuhnya tinggal di rumah masing-masing. Mereka hanya ingin memastikan keamanan barang-barang di rumah masing-masing yang ditinggal ke pengungsian.

"Mereka tidak tinggal sepenuhnya di rumah, tidak. Malam mereka akan tetap kembali ke pengungsian di tendanya pemerintah, maupun di tempat pengungsian mandiri di masjid-masjid dan di sekolah," ujarnya.

Selain untuk memetakan jalur evakuasi tercepat, asesmen ya dilakukan TRC BPBD Jatim juga untuk memetakan daerah yang perlu pemasangan rambu peringatan bagi masyarakat agar tidak mendekati lokasi dimaksud. Satriyo mengatakan, lahar dingin yang sekarang memenuhi Sungai Besuk di Desa Curah Kobokan bisa kembali mengalir deras dan meluber ke sekitar lokasi sungai. Apalagi, kawah Gunung Semeru masih ada kemungkinan bergejolak.

"Kami akan tetap mengoptimalkan keselamatan warga terkait pengungsian ini. Kami akan membuat rambu-rambu setelah asesmen ini agar masyarakat tidak mendekat di wilayah yang rentan dan rawan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement