Kamis 03 Dec 2020 17:40 WIB

Musim Hujan, Pesisir Teluk Lampung Dipenuhi Sampah

Banyaknya sampah yang masuk laut berasal dari aliran sungai dalam kota. 

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus Yulianto
Nelayan payang usai menebar jaring di tengah laut lalu ditarik talinya dari darat beramai-ramai ke pantai, terganggu dengan banyaknya sampah di Teluk Lampung.
Foto: Mursalin Yasland/Republika
Nelayan payang usai menebar jaring di tengah laut lalu ditarik talinya dari darat beramai-ramai ke pantai, terganggu dengan banyaknya sampah di Teluk Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hujan mulai mengguyur wilayah Kota Bandar Lampung beberapa hari terakhir, namun warga yang bermukim di pesisir Teluk Lampung persisnya di Kelurahan Sukaraja, mengeluhkan banyaknya sampah rumah tangga. Sampah-sampah yang lama belum hilang, datang lagi sampah baru.

Datangnya sampah baru ke laut, yang masuk melalui aliran sungai dalam kota saat hujan turun, membuat perairan pantai Teluk Lampung tertutup sampah. Warga tak dapat membendung datangnya sampah-sampah tersebut, karena tumpukan sampah yang lama saja tidak berkurang.

Menurut Erwan (37 tahun), warga Sukaraja yang sehari sebagai nelayan, pemandangan beragam sampah di pemukiman warga pesisir Sukaraja sudah menjadi pemandangan rutin. Bau tak sedap sudah menjadi biasa, karena sampah-sampah kian menumpuk, dan tidak pernah diambil.

“Kalau musim hujan, sampah-sampah baru masuk laut. Sampah tersebut masuk kali (sungai) dan mengalir sampai muara laut. Kalau musim kering, sampah dari kota tidak masuk laut,” ujarnya, Kamis (3/12).

Dia mengatakan, masalah sampah di pesisir Teluk Lampung dari dulu sampai sekarang, bahkan sudah berganti kepala daerah, masih saja seperti dulu tidak ada perubahan. Beberapa waktu lalu, kata dia, pernah ada kegiatan bersih-bersih sampai di pesisir Teluk Lampung, tapi setelah itu tidak ada lagi sampai sekarang.

Ketua Komunitas Nelayan Sukaraja (KNS) Maryudi mengatakan, banyaknya sampah di kampung nelayan Sukaraja sudah lama terjadi sampai sekarang. Warga sudah tidak sanggup lagi untuk membersihkannya, karena volume sampah yang masuk laut semakin meningkat, terutama sampah plastik.

Dia mengatakan, banyaknya sampah yang masuk laut berasal dari aliran sungai dalam kota. Sungai-sungai tersebut masih banyak warga yang menjadikannya tempat pembuangan sampah, sehingga saat hujan turun apalagi deras, air sungai meluap dan sampah mengalir hingga muara laut.

Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur Lampung Chusnuniah sempat meninjau kawasan kampong nelayan Sukaraja yang berada di pesisir Teluk Lampung. Kunjungan itu, setelah sempat viral berita sampah di media sosial terkait dengan nasib nelayan tidak bisa menangkap ikan.

Chusnunia menyatakan, akan mengkaji masalah sampah di kawasan pesisir teluk Lampung yang telah dikeluhkan lama nelayan payang (nelayan yang menjari ikan di tengah laut, lalu ditarik ke pantai).

Sebelumnya, juga PT Pelindo Cabang Panjang juga sudah menyediakan khusus kapal penjaring sampah di laut tahun lalu. Kapal bernama Telok Betong tersebut saat peluncuran bertugas menyisir perairan Teluk Lampung untuk mengangkut sampah di laut setiap hari. Namun, menurut warga, kapal tersebut beroperasi tidak setiap hari, namun sampah yang datang semakin banyak. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement