REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki usia dekade, NuArt Sculpture Park, museum di Bandung tempat menyimpan karya-karya seniman andal Tanah Air asal Bali, I Nyoman Nuarta tetap terlihat menawan. Lokasi Museum NuArt berada di sebelah utara Kota Bandung tepatnya di Jl Setra Duta Kencana II No.11, Bandung, Jawa Barat. Tempat ini telah berdiri sejak 11 November 2000. Awalnya museum ini didirikan sebagai tempat penyimpanan hasil karya Nuarta pribadi. Akan tetali kemudian banyak dikunjungi wisatawan hingga akhirnya dibuka untuk umum.
"I Nyoman Nuarta merupakan seniman kelahiran Tabanan, Bali 14 November 1951. Nuarta mengawali kariernya di dunia seni ketika berkuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB tahun 1972," kata Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, & Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Iyung Masruroh, Sabtu (5/12).
Nuarta pernah memenangkan lomba Patung Proklamator Republik Indonesia dan sejak saat itu karya fenomenalnya tersebar hampir di Tanah Air. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya dan Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Museum dibagi menjadi beberapa bagian yaitu galeri, workshop, kafe, craft boutique, dan museum outdoor seluas 3 hektar. Pada museum outdoor ditampilkan karya Nuarta berupa patung-patung yang memiliki makna filosofis.
Selain museum outdoor terdapat galeri namun wisatawan tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar di area ini. Galeri ini memiliki dua lantai, lantai pertama didesain hanya untuk karya NuArta sementara pada lantai dua dapat disewa untuk pekerja seni baik nasional maupun mancanegara untuk memamerkan karya seni mereka. Terkadang pula NuArt Sculpture Park menjadi rumah dan forum bertemunya seniman dari berbagai belahan dunia.
Terletak di bagian bawah dekat dengan sungai, ruang workshop Nyoman Nuarta terbuka untuk umum setiap hari kerja. "Didampingi oleh pemandu Anda akan diajak melihat lebih dekat bagaimana pemahat membuat sebuah karya masterpiece. Anda juga dapat mengamati sebuah patung bernama Man and Cosmos yang berbentuk lingkaran dengan poros pusaran berada di tengah," kata Iyung.
Di bagian atasnya, kata dia, ada sepotong tangan lengkap dengan jam tangan dan di sebelah kiri terdapat sekumpulan manusia dengan berbagai bentuk yang saling menumpuk. Patung ini menggambarkan sebuah lingkaran kehidupan. "Apa yang manusia lakukan di dunia pasti akan berakibat dan terjadi pada diri manusia itu sendiri. Demikian filosofinya," ujar Iyung.
Adanya jam tangan menunjukkan waktu. Akibat timbal-balik dari perbuatan tangan manusia haya tinggal menunggu waktu untuk terjadi pada manusia itu sendiri atau lebih dikenal dengan sebutan “karma”.
Dari keseluruhan patung yang disuguhkan untuk wisatawan, kata dia, terdapat informasi pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana atau GWK yang belum lama ini rampung di Bali. Nyoman Nuarta sebagai pembuat patung tersebut menjadikan museum ini sebagai “bengkel” pembuatan beberapa bagian patung tersebut yang kemudian dibawa menggunakan truk menuju Bali.
"Di tempat ini Anda juga dapat mencoba membuat karya seni sendiri. Dengan minimal pengunjung sebanyak tiga orang Anda dapat mencoba membuat patung, lukisan, batik, dan masih banyak lagi," ujar dia.
Iyung menjelaskan, cukup menghubungi pihak museum untuk melakukan aktivitas ini. Sudah banyak rombongan wisata MICE (Meetings Incentives Conferences and Exhibitions) menjadikan NuArt Sclupture Park sebagai bagian dari kunjungan insentif mereka untuk mendapatkan pengalaman berbeda dan belajar tentang seni.
Di dalam museum terdapat juga N Cafe yang menyajikan suguhan khas Bali yaitu bebek goreng bali dan nasi campur. Ada juga pengalaman al fresco dining. Selain kafe terdapat pula kantin yang berada di dekat area workshop. Makanan yang dijual adalah makanan ringan serta minuman. Ada juga Craft Boutique menawarkan karya miniatur Nyoman Nuarta yang dapat Anda beli sebagai oleh-oleh.
NuArt Sclupture Park berada tidak jauh dari pintu Tol Pasteur dapat ditempuh 10 menit atau sekira 4 kilometer. Setelah keluar dari pintu Tol Pasteur, kata dia, calon pengunjung dapat langsung mengambil jalan ke kiri menuju ke arah Jalan Surya Sumantri, ikuti saja jalan tersebut hingga menjumpai pertigaan dan jalan menjadi 1 arah menuju Jalan Leumah Neundeut.
"Setelah belok ke kanan dan jalan agak menanjak Anda akan menjumpai perempatan lalu belok ke kiri ke arah Jalan Perintis. Ikuti terus jalan tersebut hingga menjumpai Gerbang Perumahan Setra Duta (ditandai dengan sebuah patung tangan karya Nyoman Nuarta). Setelah menyusuri Jalan Setra Duta Raya Anda akan menjumpai penunjuk arah NuArt Sclupture Park," kata dia.
Di tengah pandemi ini, masyarakat diharapkan tidak segan mengunjungi destinasi-destinasi wisata yang menjamin protokol kesehatan. NuArt Sclupture Park sendiri termasuk museum yang taat akan aturan tersebut.