REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjaga biaya operasi tidak membengkak setiap tahun ada ratusan inisiatif atau ide-ide baru yang dibahas, dikaji dan diimplementasikan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dalam operasional Blok Mahakam.
"Kami ada 125-150 inisatif per tahun, bersifat top down sehingga tim solid soal analisis biaya," ujar General Manager PHM, Agus Amperianto, Sabtu (5/12).
Agus mengatakan, ada sepuluh inisiatif yang jadi kunci efisiensi PHM. Pertama, sistem pengaturan pengoperasian kapal dan bahan bakar berdasarkan zonasi. Lalu optimalisasi perawatan sumur-sumur produksi. Rutin melakukan inspeksi dan menjaga operasi.
Ada konstruksi, manajamen perusahaan, optimasi kegiatan pengeboran, optimalisasi pengopersian platform di wilayah rawa-rawa yang tanpa menganggu kelestarian lingkungan, optimalisasi rantai pasok, borderless operation atau berkolaborasi dengan perusahaan lain serta melakukan pelatihan secara virtual.
"Sekarang ini organisasni PHM lebih ramping, agile, dan sustain. Semua kegiatan di PHM untuk cost optimization tanpa jasa konsultan di luar," ungkap Agus.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Sub Holding Hulu Pertamina Budiman Parhusip mengatakan, contoh nyata efisiensi dalam operasional hulu bisa dilihat pada pengelolaan Blok Mahakam. Salah satunya adalah bagaimana para pekera Pertamina melakukan desain pengeboran sumur-sumur produksi yang mampu memangkas biaya.
"PHM melakukan desain pengeboran sumur sendiri dengan hasil yang memuaskan dan pemangkasan biaya bisa mencapai 40-50 persen," ungkap Budiman.