Senin 07 Dec 2020 11:30 WIB

BI: Cadangan Devisa Indonesia 133,6 Miliar Dolar AS

Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,9 bulan impor

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menghitung uang dolar AS (ilustrasi). Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2020 mencapai 133,6 miliar dolar AS.
Foto: Wahyu Putro/Antara
Petugas menghitung uang dolar AS (ilustrasi). Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2020 mencapai 133,6 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2020 mencapai 133,6 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa akhir November ini relatif sama dibandingkan posisi akhir Oktober 2020 sebesar 133,7 miliar dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan di Jakarta, Senin (7/12), menyatakan cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Juga

Selain itu, menurut dia, cadangan devisa itu masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. "Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," katanya.

Ia menambahkan perkembangan posisi cadangan devisa pada November 2020 dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan pajak dan devisa migas, serta pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement