REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan menulis adalah salah satu literasi dasar yang penting dikuasai anak. Akan tetapi menanamkan kebiasaan menuliskan perasaan atau gagasan memberikan tantangan tersendiri.
Psikolog Marcelina Melisa mengatakan, lebih penting menjaga minat anak untuk menulis daripada terlalu membebaninya dengan target. Ajak anak cinta menulis tanpa paksaan, dengan menyenangkan.
“Misal anak sukanya apa sih? Suka ikut ke dapur? Coba anak tulis resep, pokoknya hal menyenangkan buat dia masukkan ke dalam aktivitas menulis,” kata Marcelina dalam webinar yang bertajuk “Pentingnya Menjaga Minat Menulis Anak” bersama SiDU, belum lama ini.
Kenalkan menulis sambil rekreasi, kuis, atau semacam suatu permainan berseri dengan beberapa tugas. Hal ini akan memberikan perspektif kepada anak bahwa menulis itu menyenangkan. Jika anak sudah gembira, maka menulis pun akan jadi kesadaran diri sendiri.
"Kita mengajarkan anak untuk kreatif, bisa pakai spidol, glitter tapi tujuannya tecapai,” kata Marcelina.
Orang tua dan guru harus memerhatikan dan menghargai proses anak. Jangan pernah membandingkan anak dengan anak lain karena setiap orang punya kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Tidak kalah penting, libatkan anak dalam interaksi sosial karena itu akan lebih menyenangkan bagi anak. Tujuan anak ke sekolah juga sering kali bukan semata belajar saja, tetapi juga ingin bertemu dan bermain bersama teman.
“Tidak cuma tulisan saja, merangkum paragraf saja, tapi kegiatan menulis juga dikombinasikan dengan gambar, bentuk tata surya, ambil bekas koran untuk menjaga kebosanan dan juga meningkatkan kreativitas,: kataMarcelina.
Cara kreatif lainnya seperti diajak menulis di buku diari, diberi sentuhan personal, seperti dilengkapi lagu favorit anak dan gambar yang disukai. Orang tua bisa melatih anak dari hal-hal kecil dan sederhana.
Marcelina memberikan contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan anak dengan orang tua dan guru untuk membantu menanamkan kebiasaan menulis anak. Ada beberapa hal yang dapat memicu anak untuk mulai mencintai kegiatan menulis.
Pertama, orang tua dan guru dapat membuat aktivitas menulis di buku tulis menjadi sebuah permainan. Anak mendapatkan misi dan hadiah jika dapat menyelesaikan permainan dengan baik dan benar.
Kedua, membuat kuis yang sederhana dan menyenangkan seputar pelajaran, mengajak anak untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menulis di dalam buku tulis. Ketiga, mengajak anak untuk menulis diari di buku tulis.
Hal ini tidak hanya akan memicu daya tarik anak untuk menulis, namun membangun kedekatan antara orang tua atau guru dengan anak, sehingga lebih mengerti minat, karakter, dan masalah anak. Keempat, mengajak anak untuk kembali menuliskan hasil pembelajaran yang ditangkap ke dalam buku tulis, sehingga dapat memicu otak anak untuk mengingat dan memahami hasil pembelajaran yang diberikan.