Kamis 10 Dec 2020 10:33 WIB

Kremasi Jenazah Muslim Korban Covid-19 Ditolak

Srilangka tetap mengkremasi jenazah Muslim korban covid-19.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Kremasi Jenazah Muslim Korban Covid-19 Ditolak. Foto: Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Kremasi Jenazah Muslim Korban Covid-19 Ditolak. Foto: Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO --- Sri Lanka memutuskan untuk mengkremasi jenazah muslim yang meninggal karena terinfeksi virus Covid-19. Sri Lanka tak menghiraukan keberatan keluarga Muslim dan aturan agama Islam terhadap kebijakan yang telah menjadi kontroversi itu.

Sri Lanka memang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejak Oktober lalu. Jumlah kasus terinfeksi Covid-19 meningkat delapan kali lipat sejak Oktober menjadi sebanyak 29.300 kasus dengan 142 orang meninggal dunia.

Baca Juga

Jenazah yang meninggal terinfeksi Covid-19  dikremasi di bawah pengawasan ketat otoritas kesehatan. Namun para keluarga Muslim dari 19 jenazah Muslim yang meninggal karena Covid-19 menolak kebijakan itu dan menolak klaim jenazah dari kamar mayat di Kota Kolombo. Hal itu membuat Jaksa Agung Dappula de Livera mengeluarkan keputusan, bila keluarga tidak mengeklaim jenazah maka  kremasi jenazah tetap berjalan.

"Jenazah korban Covid-19 yang tak diklaim keluarga dapat dikremasi berdasarkan peraturan karantina," kata De Livera seperti dilansir SBS pada Kamis (9/12).

Ia menambahkan, beberapa jenazah yang meninggal karena Covid-19 akan dikremasi pekan ini. Sedang lima jenazah dikremasi pada Rabu (8/12). Kebijakan kremasi terhadap jenazah yang meninggal karena Covid-19 mendapatkan penentangan dari umat Muslim. Ada 12 petisi yang diajukan komunitas minoritas dan kelompok masyarakat sipil ke Mahkamah Agung terkait kebijakan itu.  Tetapi pengadilan tinggi menolak petisi yang diajukan pekan lalu itu tanpa memberikan alasan apapun.

Sementara itu Dewan Muslim Sri Lanka mengatakan, mayoritas orang yang meninggal karena Covid-19 di negara itu adalah muslim. Menurut Juru bicara Dewan Muslim Sri Lanka, banyak Muslim yang takut mengakses bantuan medis bila mendapati dirinya positif Covid-19 lantaran mereka tak ingin dikremasi bila meninggal.

Sementara itu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bulan lalu telah mendesak agar Kota Kolombo mengizinkan umat Islam menguburkan anggota keluarganya yang meninggal sesuai dengan keyakinan dan syariat agama Islam.

Sri Lanka telah mewajibkan kremasi jenazah Covid-19 pada April lalu di tengah kekhawatiran bahwa jenazah dapat mencemari tanah dan air dan menyebarkan virus. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan pemakaman dan kremasi diperbolehkan dalam penanganan jenazah Covid-19.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement