REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertanian, menjadi salah satu sektor ekonomi penting untuk diprioritaskan agar ekonomi segera pulih. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat menyebut, pertanian merupakan penyumbang ekonomi terbesar ketiga di Jawa Barat setelah industri pengolahan dan perdagangan (data kuartal III 2020).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, mengungkapkan, sepanjang 2017-2019, sektor pertanian di Jawa Barat menunjukkan tren pertumbuhan meningkat. "Tidak berlebihan jika ke depan pertanian akan menjadi salah satu sektor masa depan Jawa Barat," ujar Herawanto usai acara pertemuan West Java Food and Agriculture Summit (WJFS) bekerja sama dengan Bank Indonesia di Kota Bandung, Kamis (10/12).
Menurut Herawanto, di masa pandemi, sektor ini bahkan menjadi salah satu sektor yang masih mampu tumbuh positif. Pada 2021 mendatang, kinerja sektor pertanian tentunya harus terus diusahakan tetap terjaga.
Secara spasial, kata dia, produksi 10 komoditas pangan utama Jawa Barat yaitu padi, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai merah, tomat, tebu, dan sawit, tersebar di lima kawasan ekonomi. Aktivitas pertanian, jelas melibatkan banyak masyarakat Jawa Barat.
Di sisi lain, kata dia, data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Barat berada di kawasan Pantura dan Priangan Timur. Persentase penduduk miskin di kedua kawasan masing-masing sebesar 10,89 persen dan 8,72 persen.
"Padahal kedua kawasan ini notabene merupakan sentra pertanian Jawa Barat," kata Herawanto.
Oleh karena itu, kata dia, perbaikan kinerja dan nilai tambah sektor pertanian yang lebih baik akan berpotensi untuk memperbaiki kesejahteraan di daerah-daerah tersebut. Hal itu tentu akan berdampak di keseluruhan kesejahteraan di Jawa Barat.