Selasa 15 Dec 2020 12:32 WIB

Ilmuwan Temukan Siklus Periode Kepunahan Massal di Bumi

Ilmuwan menyebut siklus kepunahan massal terjadi setiap 27 juta tahun.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi spesies dinosaurus yang punah akibat terdampak asteroid.
Foto: SWNS
Ilustrasi spesies dinosaurus yang punah akibat terdampak asteroid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini, sejumlah ahli paleontologi telah menemukan sesuatu cukup menakutkan. Dalam sebuah studi terbaru, kepunahan massal hewan darat, termasuk amfibi, reptil, mamalia, dan burung, mengikuti siklus yang berlangsung sekitar 27 juta tahun.

Menariknya, siklus kepunahan massal ini juga bertepatan dengan kepunahan massal kehidupan laut yang dilaporkan sebelumnya. Studi tersebut menemukan bahwa kepunahan massal sejalan dengan dampak asteroid yang signifikan dan letusan gunung berapi di Bumi.

Baca Juga

Ada lima peristiwa kepunahan massal utama dalam catatan fosil. Dilansir Slash Gear, kepunahan massal termasuk satu di akhir periode Ordovisium pada 443 juta tahun yang lalu.

Kepunahan massal terjadi di akhir periode Denovian 360 juta tahun yang lalu. Selanjutnya, kepunahan massal terjadi di akhir periode Permian 250 juta tahun yang lalu. Kemudian satu di akhir periode Trias, periode 201 juta tahun yang lalu, dan satu di akhir periode Cretaceous 65 juta tahun yang lalu.

Peristiwa kepunahan kecil lainnya telah terjadi selama ribuan tahun. Analisis statistik yang dilakukan selama studi tentang kepunahan spesies darat menunjukkan peristiwa yang mengikuti siklus setiap 27,5 juta tahun.

Para peneliti dalam studi membandingkan usia peristiwa kepunahan dengan usia kawah tubrukan yang diciptakan oleh asteroid dan komet yang berdampak pada Bumi. Termasuk, insiden letusan gunung berapi besar atau serangkaian letusan yang menutupi sebagian besar tanah dan lahar serta emisi gas rumah kaca ke atmosfer.

Dari studi yang dilakukan, pera peneliti mengatakan bahwa temuan baru ini memberikan kepercayaan pada gagasan peristiwa bencana global berkala sebagai pemicu kepunahan. Selain dampak asteroid dan komet, tim ilmuwan juga menyarankan bahwa kepunahan massal di darat dan lautan juga sesuai dengan waktu letusan banjir-basal.

Beberapa milenium terakhir, gas-gas beracun dilepaskan ke atmosfer yang menyebabkan pemanasan ekstrem terjadi di Bumi. Gas-gas tersebut juga terbawa ke laut, yang kemudian mengasamkan laut.

Studi tersebut tidak memberikan penjelasan konklusif tentang apa yang mengendalikan peristiwa kepunahan massal secara berkala. Salah satu teori kontroversial yang diketahui adalah bahwa bintang pendamping Matahari dalam orbit masif dapat menggerakkan komet, melemparkannya ke Bumi setiap 26 juta tahun.

Letusan banjir-basal setiap 25 hingga 30 juta tahun juga dapat diakibatkan dari siklus jangka panjang plumes (benda vertikal dari satu fluida) yang naik di mantel Bumi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement