Selasa 15 Dec 2020 15:33 WIB

Masa Pandemi, Sukabumi Gaungkan Syiar Islam dengan Prokes

STQH adalah kegiatan rutin dilakukan tiap tahun dengan semangat syiar Islam

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi membuka ajang Seleksi tilawatil Quran dan Hadist (STQH) tingkat Kota Sukabumi tahun 2020 di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi, Selasa (15/12).
Foto: humas Pemkot Sukabumi
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi membuka ajang Seleksi tilawatil Quran dan Hadist (STQH) tingkat Kota Sukabumi tahun 2020 di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi, Selasa (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Di masa pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan untuk terus menggiatkan syiar kegamaan khususnya keislaman. Di Kota Sukabumi misalnya digelar ajang Seleksi tilawatil Quran dan Hadist (STQH) tingkat Kota Sukabumi tahun 2020 di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi, Selasa (15/12).

Acara ini cukup khidmat dan meriah, walaupun dengan menerapkan protokol kesehatan seperti mengukur suhu tubuh, memakai masker dan menjaga jarak. "Kegiatan ini untuk mendorong syiar Islam dan melahirkan kader terbaik dalam mewujudkan nilai religiusitas di tengah masyarakat," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.

Pembukaan STQH ini dihadiri pula Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, Plt Kepala Kementerian Agama Kota Sukabumi Abas Resmana, dan tokoh ulama serta pesantren. STQH tahun 2020 ini mengambil tema ' Kita tingkatkan pendalaman nilai-nilai keagamaan bagi masyarakat menuju Kota Sukabumi yang religius, nyaman, dan sejahtera (Renyah)'.

STQH kata Fahmi, adalah kegiatan rutin dilakukan dari tahun ke tahun dengan semangat syiar Islam. Di mana semangat ini harus dipertahankan hingga kini walaupun di masa pandemi. Meski kata Fahmi, terkadang STQH belum segebyar seperti waktu dulu. Harapannya selain sebagai syiar, mudah-mudahan STQH jadi salah satu sarana membangkitkan semangat makin mampu memutus mata rantai penyebaran Covid.

Di samping itu pelaksanaan STQH tidak hanya menghadirkan kader terbaik, melainkan wujud pendampingan serta outputnya mampu memberikan nuansa religiusitas di kalangan warga. Apalagi Sukabumi terkenal kota santri dan ponpes yang melahirkan ulama besar yang jadi ujung tombak pergerakan Islam bukan hanya di Jabar tapi nasional.

"STQH bukan hanya lahirkan kader baru tapi kapitalisasi nilai keagaman di masyarakat di tengah pertumbuhan teknologi yang cepat," kata Fahmi. Dengan dukungan semua pihak baik pemda kemenag, MUI, Baznas dan aparat keamanan serta alim ulama maka pemkot yakin benar Sukabumi jadi ikon Kota Santri terhebat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement