Selasa 15 Dec 2020 17:00 WIB

Vaksinolog: Vaksin tidak Sebabkan Autisme dan Kanker

Mitos lawas soal vaksin kembali muncul jelang persiapan vaksinasi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin (ilustrasi). Mitos lawas soal vaksin kembali muncul jelang persiapan vaksinasi.
Foto: AP Photo/LM Otero
Vaksin (ilustrasi). Mitos lawas soal vaksin kembali muncul jelang persiapan vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe membantah kabar lawas yang kembali muncul di sebagian masyarakat tentang vaksin yang dianggap bisa menyebabkan autisme hingga kanker. Dirga menegaskan, mitos tersebut sama sekali tidak benar.

Dirga menjelaskan, isu vaksin berpengaruh terhadap autisme pertama kali diungkapkan seorang dokter bedah asal Inggris, Dr Andrew Wakefield, pada tahun 1998. Dokter itu, menurut Dirga, menyebut vaksin MMR berhubungan dengan autisme yang belakangan diketahui penelitian itu palsu. Vaksin MMR melindungi dari penyakit gondong, campak, dan rubella.

Baca Juga

"Setelah itu dilakukan penelitian luas untuk membuktikan benar tidak klaim dokter tersebut, ternyata tidak benar dan dia terbukti memalsukan data," ujar Dirga dalam diskusi Vaksin: Fakta dan Hoaks yang disiarkan daring, Selasa (15/12).

Dirga menjelaskan, begitu juga mitos yang menyebut vaksin dapat menyebabkan kanker itu tidaklah benar. Dirga mengatakan, juatru ada beberapa vaksin yang melindungi tubuh dari kanker.

"Tidak ada vaksin yang bisa menyebabkan kanker, malah ada vaksin yang bisa melindungi kanker, vaksin hepatitis B yang bisa melindungi kanker hati, vaksin HPV melindungi kanker mulut rahim, jadi tidak benar vaksin sebabkan kanker," ujar Dirga.

Dokter spesialis penyakit dalam itu mengakui, mitos mengenai vaksin kembali muncul di tengah rencana program vaksinasi Covid-19. Dirga mengajak masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima informasi mengenai vaksin Covid-19.

Dirga juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin Covid-19 yang dalam waktu dekat akan diberikan kepada masyarakat Indonesia secara bertahap. Menurutnya, vaksin itu saat ini sedang dalam tahap kajian Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin.

"Kalau pada saatnya tiba, jika BPOM mengeluarkan izin vaksin, masyarakat tidak perlu khawatir, kalau izin itu ada vaksin itu dipastikan keamanan dan efektifitasnya," ungkapnya.

Dirga mencermati, belakangan ada kecenderungan masyarakat berspekulasi, menebak-nebak soal vaksin Covid-19. Ia menyerukan agar masyarakat tetap tenang.

"Sekarang masuk proses BPOM, masih kajian-kajian, dan tidak ada vaksinasi apapun sebelum izin BPOM keluar," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement