REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan DPRD akan melakukan pembahasan terkait anggaran vaksinasi untuk DIY. Pembelian vaksin ini kemungkinan besar akan dianggarkan dari belanja tak terduga (BTT).
"Dalam APBD kita itu belum ada yang buat vaksin. Cuma nanti akan kita bahas besok di pembahasan sama rekan-rekan TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) tanggal 17 (Desember)," kata Huda di Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, Selasa (15/12).
Sementara, APBD DIY tahun anggaran 2021 dan BTT sendiri sudah ditetapkan pada November 2020 lalu. Untuk BTT ini ditetapkan sebesar Rp 66 miliar.
Anggaran tersebut dipergunakan untuk penanganan Covid-19 di DIY. Namun, dalam BTT yang sudah ditetapkan ini tidak ada anggaran untuk vaksin.
Maka, akan dimungkinkan dilakukannya relokasi anggaran untuk vaksinasi. Huda menyebut, untuk besaran anggaran vaksin ini belum dapat dipastikan.
"Besarannya kita belum tahu, kan sekarang vaksin masih belum jelas. Untuk Covid-19 kita mengalokasikannya di BTT, kita anggarkan Rp 66 miliar itu. Kalau kurang ya akan ada tambahkan untuk vaksin (bisa dilakukan) relokasi dari mana, gitu saja," ujarnya.
Pihaknya dan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY masih menunggu kejelasan terkait vaksinasi dari pemerintah pusat. Walaupun begitu, Huda menyebut, DIY sudah siap untuk melakukan vaksinasi jika sudah ada ketentuan yang jelas nantinya dari pemerintah pusat.
"Bagaimana mekanisme vaksin ini dari pemerintah pusat sendiri belum ada ketentuan. Pemerintah pusat sendiri jg juga masih nunggu dari BPOM. Pokoknya nanti kita siapkan (anggaran vaksin) di BTT, intinya kalau untuk vaksinasi sendiri DIY siap. Kita ikuti saja seperti yang di pusat," katanya.
Seperti diketahui, DIY hingga saat ini masih menunggu distribusi vaksin Sinovac dari pemerintah pusat. Vaksin ini sendiri sudah sampai di Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu dengan jumlah 1,2 juta vaksin Covid-19.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, belum dipastikan kapan distribusi vaksin ini ke DIY. "Ini belum tahu (kapan vaksin akan didistribusikan ke DIY), tapi tidak otomatis vaksin itu datang dan terus dibagikan, kan tidak," kata Sultan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, akan ada pengorganisasi di pemerintah pusat sebelum vaksin ini didistribusikan ke daerah. Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, vaksin yang dibutuhkan sebanyak 2,2 juta vaksin.
Sultan memperkirakan, kemungkinan DIY baru mendapat jatah vaksin pada awal 2021 mendatang. "Saya kira nanti ada proses-prosesnya tersendiri, bagaimana pengorganisasiannya, bagaimana untuk mendesain nurse-nya (tenaga vaksinator) untuk vaksinnya dan siapa saja yang divaksin lebih dulu. Saya kira presiden mempersiapkan itu," ujarnya.