Senin 21 Dec 2020 14:05 WIB

Rush Money dan Dampaknya

Kehadiran provokator bisa memicu terjadinya rush money.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Cermati

Belum lama ini ramai di jagat maya ajakan kepada masyarakat untuk rush money. Rush money selalu muncul ketika kondisi ekonomi negara sedang terombang ambing.

Seperti kamu ketahui, ekonomi Indonesia tengah mengalami resesi. Cobaan ini adalah dampak dari pandemi covid-19 yang berkepanjangan.

Ekonomi bangsa ini tidak pasti. Pun dengan perekonomian negara lain di dunia. Semua bernasib sama. Nelangsa gegara virus corona.

Seruan untuk rush money bisa menimbulkan kepanikan. Bikin ekonomi negara makin kacau balau, bahkan berpotensi mengakibatkan krisis.

Sebetulnya apa sih rush money itu? Apa penyebab dan imbasnya bagi sebuah negara, termasuk Indonesia bila masyarakat melakukan rush money? Berikut penjelasannya, seperti dirangkum Cermati.com.

Baca Juga: Jangan Sampai Rugi, Cek 4 Hal Ini Sebelum Ambil Kredit HP Online Tanpa Kartu Kredit

 

Pengertian Rush Money 

Rush Money

Pengertian rush money

Rush money adalah menarik uang tunai di bank yang dilakukan serentak atau bersamaan oleh masyarakat dan dalam jumlah besar.

Kalau cuma satu atau dua orang yang tarik uang tunai sih tidak masalah, tetapi kalau sudah dilakukan ramai-ramai, apalagi jumlahnya sangat banyak, tentu saja bikin likuiditas bank terguncang.

Bank kehabisan aliran dana sekaligus dalam waktu bersamaan. Bank mengalami krisis uang tunai, sehingga mengacaukan sistem perbankan.

Jika bank tidak lagi punya uang tunai untuk ‘diputar.’ Akhirnya terpaksa meminjam ke Bank Indonesia (BI) atau malah pemerintah ikut menanggung beban untuk menutup kekurangan dana tunai.

Pemerintah sendiri lagi susah dan butuh banyak uang untuk menanggulangi dampak ekonomi Covid-19, masa disuruh nalangin duit perbankan.

Penyebab Rush Money

Rush MoneyPenyebab rush money

Banyak orang akhirnya melakukan penarikan uang besar-besaran atau rush money karena beberapa hal:

1. Dilandasi resah dan panik berlebihan

Rush money sama halnya seperti panic attack dalam jual beli saham. Nasabah memutuskan menarik semua uang di rekening bank karena diserang rasa panik dan resah yang berlebihan.

Hal ini bisa muncul karena beredar informasi hoax tentang ajakan rush money di media sosial, broadcast di aplikasi pesan instan, dan lainnya.

2. Bank tidak mampu mengelola dana dalam keadaan genting 

Selain itu, nasabah melakukan rush money karena beranggapan bank tidak mampu mengelola dana nasabah dengan baik, terutama dalam situasi genting. Daripada nantinya rugi besar, lebih baik nasabah menarik uangnya di bank. Kalaupun rugi, nominalnya masih bisa ditolerir.

3. Adanya provokator

Kehadiran pihak-pihak provokator bisa memicu terjadinya rush money. Informasi atau kabar yang tersebar, disisipi pesan untuk tujuan tertentu.

Misalnya hoax rush money, diimbau kepada masyarakat untuk menarik uangnya dari bank maupun ATM sekarang di bank swasta maupun bank milik negara agar rezim ini goyang. Kalau pesan ini dipercaya oleh masyarakat, maka mereka pasti akan melakukan rush money.

4. Kondisi ekonomi sedang tidak baik

Penyebab lain banyak orang menarik dananya besar-besaran secara serentak adalah memburuknya kondisi perekonomian di suatu negara.

Mereka berpikir bank pasti akan bangkrut. Daripada nantinya uang hilang atau ludes, lebih baik semua uang ditarik saja sekarang dari rekening bank.

Baca Juga: 3 Risiko Mengintai di Balik Tarik Tunai Kartu Kredit

Dampak dari Rush Money 

Tarik Tunai

Dampak dari rush money bikin ngeri perekonomian negara

Penarikan uang secara besar-besaran tentunya berdampak besar bagi perekonomian suatu negara:

1. Bank kekurangan uang tunai dan bangkrut

Suatu bank punya Dana Pihak Ketiga (DPK) besar, penyaluran kredit tinggi, itu karena uang simpanan nasabah yang diputar untuk bisnis kredit perbankan.

Coba bayangkan jika semua nasabah menarik dananya sekaligus dalam waktu bersamaan, bank tidak lagi punya uang tunai. Bila kekurangan dana, bank tidak dapat menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan operasionalnya dan akhirnya bangkrut.

2. Membuat nasabah rugi

Rush money membuat masyarakat yang menjadi nasabah mengalami kerugian. Sebab sudah menarik simpanan deposito yang belum jatuh tempo, sehingga nilainya turun

3. Menguntungkan provokator

Bila kamu terpancing ajakan rush money, provokator yang akan tersenyum di atas penderitaanmu. Provokator untung apalagi kalau mereka adalah pihak yang tidak bertanggungjawab. Mengambil keuntungan dari fluktuasi kurs dan indeks saham akibat kepanikan masyarakat.

4. Membahayakan perekonomian

Rush money membahayakan pelaku usaha dan perekonomian karena perputaran uang tidak berjalan.

Cegah Rush Money Sebelum Terlambat 

Kalau ada ajakan, seruan, atau imbauan untuk melakukan rush money, segera lapor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun kepolisian. Sebab perbuatan rush money hanya akan membuat ekonomi dan negara tambah susah, bukan menguntungkanmu.

Baca Juga: Butuh Duit Mendesak, Sebaiknya Tarik Tunai Kartu Kredit atau Pinjam Online?

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement