Rabu 23 Dec 2020 17:50 WIB

Ini Tiga Penyebab Banjir di Cirebon

Penyebabnya kurangnya area resapan air yang dapat terjadi akibat masifnya pembangunan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Warga melintasi banjir yang merendam di desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga melintasi banjir yang merendam di desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banjir kembali melanda Kabupaten Cirebon pada Selasa (22/12) malam. Banjir yang kerap terjadi saat intensitas hujan tinggi itu dinilai disebabkan oleh beberapa faktor.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi menilai, ada tiga faktor penyebab banjir di Kabupaten Cirebon. Salah satunya, kurangnya area resapan air yang dapat terjadi akibat masifnya pembangunan yang tak memperhatikan aspek resapan air. Adapula masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sungai,’’ kata Imron.

Selain itu, banjir juga disebabkan kiriman air dari wilayah yang lebih tinggi. Kondisi itu terutama dialami oleh beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon yang berada di dataran rendah.

Meski demikian, Imron menjamin, pemerintah daerah hadir bagi masyarakat saat bencana terjadi. Dia pun meminta masyarakat untuk aktif dan lebih disiplin menjaga lingkungan sekitar.

Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Cirebon, banjir merendam pemukiman warga di dua desa di Kecamatan Plered, masing-masing Desa Gamel dan Desa Sarabau, Selasa (22/12) malam. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Di Desa Sarabau, banjir menggenangi 21 rumah yang dihuni 26 KK di Blok Beringin Kulon RT 02/02, delapan rumah yang dihuni 14 KK di RT 03/02, dan lima rumah yang dihuni 5 KK di RT 03/01. Banjir mulai merendam rumah warga sejak sekitar pukul 18.00 WIB.

Sebelum banjir terjadi, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 16.00 WIB. Akibatnya, Sungai Sikenanga menjadi meluap dan airnya menggenani rumah-rumah warga.

Ketinggian air bervariasi, antara 40-60 cm. Petugas BPBD setempat berupaya menyedot air di dalam rumah warga untuk mengurangi ketinggian air. Banjir dilaporkan surut sekitar pukul 23.15 WIB.

Sementara di Desa Gamel, banjir merendam tujuh rumah warga yang dihuni 7 KK di Blok H Perumahan Telaga Pelangi. Di desa tersebut, banjir juga disebabkan meluapnya Sungai Sikenanga setelah hujan deras mengguyur sejak sore hari.

Di lokasi tersebut, ketinggian banjir berkisar 20-40 cm. Banjir dilaporkan surut pada Rabu (23/12) pukul 01.15 WIB. Tak hanya di Kabupaten Cirebon, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan utama di Kota Cirebon, Selasa (21/12) petang hingga malam. Di antaranya, Jalan Cipto Mangunkusumo, Jalan Evakuasi, Jalan Terusan Pemuda, hingga kawasan pemukiman GSP, Kecamatan Kesambi, maupun di kawasan Penyuken, Kelurahan/Kecamatan Harjamukti.

Kondisi itu mengganggu arus lalu lintas di ruas-ruas jalan tersebut. Tak sedikit kendaraan yang mogok saat berusaha melintasi banjir tersebut. Kepala Seksi Penanggulangan Bencana KPBD Kota Cirebon, Suana, mengungkapkan, saat peristiwa itu terjadi, kondisi sejumlah sungai di Kota Cirebon masih aman. "Tidak ada banjir, hanya genangan air saja,’’ kata Suana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement