Rabu 23 Dec 2020 20:46 WIB

Utusan Israel Bertemu dengan Raja Maroko

Raja Maroko bertemu utusan Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
Utusan Israel Bertemu dengan Raja Maroko. Foto:  Raja Maroko Mohammed VI.
Foto: Forbes
Utusan Israel Bertemu dengan Raja Maroko. Foto: Raja Maroko Mohammed VI.

REPUBLIKA.CO.ID,RABAT -- Utusan Israel tiba di Maroko pada Selasa (22/12) untuk bertemu Raja Mohammed VI. Kunjungan ini pun langkah menyempurnakan peningkatan hubungan yang ditengahi oleh Gedung Putih dalam kebijakan luar negeri yang didorong oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Tim ini datang dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional, Meir Ben-Shabbat. Sedangkan delegasi Israel didampingi oleh menantu Trump dan arsitek pendekatan pan-Arab dengan Israel, Jared Kushner.

Baca Juga

Mereka menggunakan El Al Israel Airlines dalam penerbangan langsung pertama dengan pesawat komersial dari Tel Aviv ke Rabat. Kedua negara mengantisipasi lonjakan pariwisata di atas koneksi semacam itu, terutama di antara ratusan ribu orang Israel keturunan Maroko.

Pejabat Maroko dan Israel juga menandatangani kesepakatan untuk menghubungkan sistem penerbangan dan keuangan, keringanan visa bagi pemegang paspor diplomatik, dan pengelolaan air. “Tidak ada batasan untuk kerjasama ... dalam penerbangan, inovasi, kesehatan dan pertanian. Sebagai teman dan mitra, kami akan membuat perubahan di kawasan ini, ”kata Ben-Shabbat berbicara dalam bahasa Arab Maroko. Menurut kantor Perdana Menteri Israel, dia mengundang Raja Mohammed untuk mengunjungi Israel.

Maroko mengikuti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan dalam bergerak menuju hubungan normal dengan Israel. Warga Palestina telah mengecam kesepakatan yang ditengahi AS ini.

Istana Kerajaan Maroko menegaskan kembali posisinya dalam mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Maroko pun akan menyoroti hubungan dekat dengan komunitas Yahudi Maroko.

"Perkembangan besar yang mendukung perdamaian dan stabilitas regional", Istana Kerajaan Maroko mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan antara Raja Mohammed VI, Ben-Shabbat dan Kushner, menggambarkan kesepakatan yang ditengahi AS.  

Ketika pemerintahan Trump berusaha mengisolasi musuh bebuyutan Israel, Iran, kesepakatan itu dipermanis dengan janji peluang bisnis atau bantuan ekonomi. Mitra baru Israel juga menikmati keuntungan bilateral dari Washington, dalam negosiasi dengan Rabat, AS memberikan pengakuan kedaulatannya atas Sahara Barat.

Perjanjian yang ditandatangani terkait dengan Perusahaan Keuangan Pembangunan Internasional AS akan menawarkan 3 miliar dolar AS untuk mendukung investasi swasta di Maroko dan di sub-Sahara Afrika dalam kemitraan dengan bisnis Maroko. Sedangkan pejabat Maroko menggambarkan kesepakatan mereka dengan Israel sebagai pemulihan hubungan tingkat menengah yang didinginkan Rabat pada  2000 dalam solidaritas dengan Palestina, yang mencari status kenegaraan di wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita, mengatakan, Israel dan Maroko sekarang berencana untuk membuka kembali kantor penghubung timbal balik dalam dua minggu dan untuk meluncurkan penerbangan komersial langsung. Dimulainya kembali hubungan dengan Israel disambut oleh partai-partai politik utama Maroko, tetapi ditolak oleh kelompok-kelompok sayap kiri dan Islamis.

Israel berharap hubungan tersebut pada akhirnya akan ditingkatkan ke tingkat kedutaan. Namun, ketika ditanya apakah negara-negara tersebut dapat menjalin hubungan diplomatik penuh sebelum Trump mundur bulan depan, Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen, mengatakan ada kemungkinan.

"Pemahaman saya adalah bahwa kemungkinannya tidak tinggi," ujar Cohen kepada Ynet TV.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement