Kamis 24 Dec 2020 01:13 WIB

Fortinet: Serangan Siber Kini Ancam Objek Vital

Serangan sistem objek vital hingga infrastruktur kian meningkat

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Serangan siber. Serangan siber terhadap objek vital atau dikenal dengan istilah Operational Technology (OT) Security tidak bisa dianggap remeh. Sebab saat ini banyak serangan terhadap objek vital seperti pembangkit listrik, ladang migas, kilang minyak, petrokimia, operasi tambang emas hingga infrastruktur lain seperti transportasi dan logistik.
Foto: Flickr
Serangan siber. Serangan siber terhadap objek vital atau dikenal dengan istilah Operational Technology (OT) Security tidak bisa dianggap remeh. Sebab saat ini banyak serangan terhadap objek vital seperti pembangkit listrik, ladang migas, kilang minyak, petrokimia, operasi tambang emas hingga infrastruktur lain seperti transportasi dan logistik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan siber terhadap objek vital atau dikenal dengan istilah Operational Technology (OT) Security tidak bisa dianggap remeh. Sebab saat ini banyak serangan terhadap objek vital seperti pembangkit listrik, ladang migas, kilang minyak, petrokimia, operasi tambang emas hingga infrastruktur lain seperti transportasi dan logistik.

Country Manager Fortinet Indonesia Edwin Lim mengatakan serangan sistem objek vital hingga infrastruktur kritis terus meningkat menyebabkan kerusakan nyata. Jika dalam IT pengamanan yang dilakukan berupa security sedangkan dalam OT lebih pada safety. 

“Tidak hanya sistem objek vital baru yang diincar tapi juga infrastruktur lama sebab itu pemerintah disarankan perlunya meningkatkan keamanan pada objek vital nasional sebab hubungan langsung dengan pasokan energi bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (23/12).

Menurutnya tiga tahun lalu malware tritis atau triton dibuat untuk merusak sistem keselamatan operasi migas, dan tahun ini muncul snake ransomware secara khusus menargetkan sistem ICS. 

“Tidak hanya itu, ancaman pun juga semakin canggih di tengah transformasi digital dengan cara membuat malware yang sangat kompleks dengan menyusup ke Teknologi Informasi,” ucapnya.

Edwin menyebut tidak ada yang menjamin pertahanan objek vital akan ditembus penjahat siber. Namun demikian perlu strategi pertahanan yang efektif untuk menangkal serangan kejahatan siber agar tidak mengganggu objek vital nasional. 

“Oleh sebab itu, perlu sistem keamanan yang canggih agar IT dan OT tahan terhadap gempuran siber, Fortinet Security Fabric merupakan contoh yang baik karena memiliki ekosistem multivendor terbuka yang dirancang untuk memberikan manfaat postur keamanan holistik,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement