REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Otoritas Partai Komunis China mengumumkan penyelidikan anti-monopoli terhadap raksasa e-commerce asal negeri tirai bambu, Alibaba Group. Penyelidikan ini membuat saham Alibaba berguguran.
Partai berkuasa di China ini menyebut penegakan anti-monopoli, terutama di industri teknologi akan menjadi prioritas mereka tahun depan. Langkah ini juga menunjukkan semakin meningkatnya kewaspadaan Presiden Xi Jinping terhadap kepentingan bisnis Jack Ma dan kekuatan raksasa teknologi paling besar di Asia itu.
“Era pertumbuhan bebas dan pertumbuhan sangat tinggi benar-benar telah berakhir,” kata Francis Lun, CEO Geo Securities Ltd. di Hong Kong dilansir dari AP, Kamis (24/12).
Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar menyelidiki tuduhan bahwa Alibaba meminta vendor untuk menjual produk secara ekseklusif di platform mereka. Sehingga, membuat mitra bisnis menghindari berurusan dengan pesaing Alibaba.
Sebelumnya pada November, regulator mengejutkan dunia bisnis China dengan menangguhkan debut pasar saham Ant Group, bekas anak perusahaan. Alibaba yang merupakan platform keuangan online terbesar di dunia. Itu akan menjadi penawaran umum perdana global teratas tahun ini.
Ekonom mengatakan regulator khawatir tentang risiko keuangan, tetapi para pebisnis menyarankan para pemimpin China mungkin fokus pada Ant karena Jack Ma mengeluh pada konferensi bisnis di bulan Oktober, bahwa regulator gagal mengikuti perkembangan industri dan menghalangi peluang.