Senin 04 Jan 2021 07:34 WIB

Sikap Bupati Usai Tahu MDF Warga Cianjur

Pihaknya mengimbau orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan kepada anak

Rep: Antara/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Foto: @H_HermanCianjur
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cianjur, Herman Suherman.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Terungkapnya pembuat konten parodi lagu kebangsaan yang ternyata adalah anak usia sekolah dari Cianjur, Jawa Barat, disayangkan pemerintah setempat. Bupati Cianjur Herman Suherman menegaskan, penyebaran konten tersebut bisa mengganggu hubungan baik antarnegara. 

"Saya baru tahu kalau anak SMP yang membuat parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya itu, warga Cianjur. Saya sangat menyayangkan hal tersebut karena dapat mempengaruhi hubungan baik antar negara dan sudah jelas melanggar hukum," kata dia saat dihubungi, Ahad (3/1). 

Untuk mencegah hal serupa kembali terjadi, pihaknya mengimbau orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan kepada anak. Orang tua pun diminta mendampingi anak saat menggunakan internet atau sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti saat menggunakan telepon pintar dan komputer, sehingga aktifitas yang mereka lakukan dapat terpantau.

Dia menegaskan, kasus yang menimpa MDF sebagai pembuat parodi lagu kebangsaan tidak luput dari kelalaian orang tua yang tak mengawasi anak saat menggunakan teknologi. Seiring dengan zaman dan teknologi, seharusnya orangtua lebih memperketat pengawasan saat anak menggunakan internet.

"Bimbingan orang tua, sangat dibutuhkan agar anak tidak salah dalam menggunakan teknologi," kata dia.

Sebelumnya MDF pelajar SMP warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, ditangkap Bareskrim Mabes Polri karena telah mengunggah video parodi lagu Indonesia Raya di akun media sosialnya, bahkan warga sekitar tidak menyangka kasus yang menimpa bocah yang masih duduk di kelas III SMP tersebut.

Untuk mencegah terulangnya perilaku tersebut, bupati akan mengencarkan pendidikan agama di luar sekolah melalui Program Diniyah Takmiliyah. Menurut dia, pengajian luar sekolah menjadi upaya memupuk karakter agamis dan membangun akhlak anak.

"Pemerintah daerah akan berusaha membuat pelajar di Cianjur, dapat menggunakan teknologi sebagai sarana dan prasarana mendulang prestasi dengan memupuk karakter agamis melalui pendidikan agama di luar sekolah melalui program Diniyah takmiliyah," kata dia.

Hal tersebut, tutur dia, bertujuan untuk memupuk akhlaknya, sehingga pelajar di Cianjur tidak hanya pintar akademis, melek teknologi, tapi memiliki akhlaknya yang bagus. Sehingga ketika akhlaknya sdah bagus, mereka tidak salah dalam menerapkan teknologi sekalipun dalam kehidupannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement