Rabu 06 Jan 2021 06:17 WIB

Kolaborasi Dukung Perempuan Difabel Lebih Percaya Diri

Gerakan Lipstick Untuk Difabel (LUD) mendorong perenpuan difabel lebih percaya diri

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Gita Amanda
Yuna & Co dan gerakan nonprofit Lipstick untuk Difabel (LUD) menggagas kolaborasi agar perempuan difabel Indonesia lebih percaya diri.
Foto: Yuna & Co
Yuna & Co dan gerakan nonprofit Lipstick untuk Difabel (LUD) menggagas kolaborasi agar perempuan difabel Indonesia lebih percaya diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanal penataan gaya personal Yuna & Co mengumumkan kolaborasi terbaru dengan gerakan nonprofit Lipstick Untuk Difabel (LUD). Kerja sama itu bertujuan mendorong para perempuan difabel di Indonesia untuk lebih percaya diri.

Sebagai bentuk dukungan terhadap LUD, Yuna & Co memberikan jasa personal styling serta menyediakan fashion item untuk enam model difabel pada sesi pemotretan terbaru LUD. Yuna & Co juga memproduksi konten tentang LUD.

photo
Yuna & Co dan gerakan nonprofit Lipstick untuk Difabel (LUD) menggagas kolaborasi agar perempuan difabel Indonesia lebih percaya diri. - ( Yuna & Co)

Kolaborasi turut didukung jenama desain lokal ternama di Indonesia yang merupakan mitra Yuna & Co. Nama-nama itu antara lain Figure, Le Bijou, Clouwny, Senora, Elgra, Cloxvox, Ramune, Jauw Active, Bearnice, Square The Label, dan Mava.

Pendiri dan CEO Yuna & Co, Winzendy Tedja, berharap kolaborasi bersama LUD bisa menyebarluaskan kepedulian masyarakat tentang pentingnya kesetaraan akses untuk kaum difabel. Rekan difabel memiliki potensi yang sama dengan perempuan lain.

"Keterbatasan fisik tidak boleh menghalangi mereka untuk terus berkarya, mencintai diri sendiri, dan melampaui batas-batas yang ada," ungkap Winzendy melalui pernyataan resminya yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/1).

Gerakan LUD diinisiasi oleh perempuan difabel bernama Laninka Siamiyono sejak Juli 2018. Awalnya, dia berupaya untuk mendorong kaum perempuan difabel tampil lebih percaya diri melalui riasan, mengajak sesama perempuan berdonasi dalam bentuk lipstick.

Dalam waktu dua tahun, LUD telah berkembang menjadi sebuah komunitas inklusif. Komunitas tersebut akhirnya menyatukan perempuan difabel dan nondifabel untuk saling menyemangati, berbagai informasi, dan saling peduli satu sama lain.

Laninka mengakui, aspek mode merupakan hal yang kurang diperhatikan oleh perempuan difabel. Tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa perempuan difabel tidak pantas untuk berpenampilan menarik.

"Saya merasa Yuna & Co dapat membantu teman-teman difabel untuk menemukan style terbaik mereka dalam berbusana. Bukan hanya make-up, tetapi pakaian yang tepat juga mampu meningkatkan rasa percaya diri," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement