Jumat 08 Jan 2021 13:36 WIB

Masukan Buat Gibran Jelang Dilantik Sebagai Wali Kota Solo

Gibran sebaiknya membangun sinergitas yang baik dengan berbagai pihak.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Gibran Rakabuming Raka
Foto: MOHAMMAD AYUDHA/ANTARA
Gibran Rakabuming Raka

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, memberikan sejumlah masukan kepada Gibran Rakabuming Raka yang akan dilantik sebagai Wali Kota Solo. Intinya, Gibran harus membangun sinergitas yang baik dengan berbagai pihak.

Kepala Pusat Demokrasi dan Ketahanan Nasional (Pusdemtanas) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Sunny Ummul Firdaus, menyatakan pentingnya Gibran untuk mengambil kebijakan yang mampu menjaring banyak kader dalam menyukseskan program kerjanya selama lima tahun ke depan.

"Selain itu, Gibran sebaiknya membangun sinergitas yang baik dengan berbagai pihak. Sebab pada prinsipnya, suatu program apapun akan dapat berjalan dengan baik apabila kolaborasi berjalan dengan sempurna (collaborative governance)," kata Sunny, seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (7/1).

Menurutnya, masukan tersebut sangat rasional mengingat besarnya tanggung jawab dan pekerjaan rumah yang harus ditangani Gibran bersama wakilnya, Teguh Prakosa. Selain itu, masih banyak kalangan yang meragukan kepemimpinan Gibran dalam memimpin Kota Solo.

Karenanya, Sunny mengingatkan agar Gibran memiliki komitmen dalam menghindari titipan-titipan dari partai pendukungnya di sejumlah posisi penting. Meski bukan hal yang mudah, tapi dia meminta komitmen tersebut harus tetap dipegang oleh putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.

Sunny juga meminta kepada Gibran agar memaksimalkan potensi dan pengalamannya di bidang bisnis untuk membangun dan mengembangkan sektor perekonomian di Kota Bengawan. Sebab, Kota Solo memiliki sumber daya manusia dan kekayaan budaya yang potensial.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement