REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat ada kabar musibah atau kerabat yang meninggal, ucapan inna lillahi wa innaailaihi rojiun kerap disebutkan. Namun, apakah ucapan tersebut dilontarkan hanya saat ada musibah?
Pakar Tafsir Alquran asal Indonesia Prof M Quraish Shihab mengatakan, dalam Alquran, Allah menguji orang-orang yang ditimpah musibah agar tabah menghadapi musibah sambil mengucapkan inna lillahi wa innaailaihi rojiun. Namun, itu tidak diucapkan saat mendengar kabar kematian saja, tapi setiap nikmat atau setiap sesuatu yang dirasa kurang atau negatif.
“Jadi, kita harus sadar itu dicabut Allah karena itu milik Allah,” kata Quraish dalam video bertajuk Shihab dan Shihab episode Inna Lillahi, di kanal Youtube Najwa Shihab.
Dia menjelaskan, inna diartikan sesungguhnya kami adalah milik Allah. Keluarga adalah titipan Allah dan suatu saat akan diminta Allah. Jadi, sebenarnya ucapan inna lillahi wa innaailaihi rojiun menggambarkan hati tidak menggerutu dengan kepergiannya, hati tidak menggerutu dengan hilangnya, atau karena ketiadaannya lagi di hadapan kita.
Ulama mengatakan, salah satu bacaan yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW adalah inna lillahi wa innaailaihi rojiun. Ini ditunjukkan khusus kepada umat Nabi Muhammad.
“Mengapa dikatakan kami? Karena musibah semakin banyak yang mengalaminya semakin ringan dipikul. Berbeda dengan kegembiraan. Kalau kegembiraan, semakin banyak yang menikmatinya semakin besar kegembiraan itu,” ujar dia.
Lebih lanjut, Quraish mengatakan, ada salah satu doa yang dapat diucapkan agar mempermudah apa yang sedang, kita alami. Allahumma inna laa nasaluka radda al qadhaa’, wa lakin nas’aluka al luthfa fihi. “Ya Allah kami tidak bermohon Engkau membatalkan ketetapanmu, yang kami mohonkan ya Allah adalah agar dia menimpa kami dengan lemah lembut, maksudnya kalaupun kami harus terjatuh biarlah kami terjatuh di tumpukan jerami. Amin.”