REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Rob atau banjir akibat air pasang laut telah menjadi langganan bagi warga di tiga desa pesisir di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Dibutuhkan solusi jangka panjang untuk mengatasi kondisi tersebut.
Adapun ketiga desa itu, yakni Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun. Rob dilaporkan selalu terjadi setiap bulan, selama tujuh sampai delapan hari. Namun kali ini, rob berlangsung setiap hari selama 17 hari terakhir.
Kepala Sekretariat BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, mengatakan, untuk penanganan sementara ini, pihaknya sudah menyalurkan bantuan beras sebanyak empat ton untuk ketiga desa tersebut. Selain itu, adapula 1.000 paket sembako dari Kemensos.
"Dibutuhkan upaya penanganan lanjutan untuk mengatasi kondisi tersebut," kata Caya kepada Republika, Senin (111/1).
Caya mengatakan, rob memang sulit dihindari. Sedangkan untuk merelokasi warga, juga tidak semudah membalikan telapak tangan.
Untuk itu, lanjut Caya, solusi yang mungkin bisa dilakukan yakni berupa penataan lingkungan di sana. Selain itu, peninggian bangunan rumah warga juga harus dilakukan agar air tidak masuk ke rumah mereka.
"Breakwater juga harus diperbaiki. Namun itu kewenangan BBWS Citarum," ujarnya.
Caya mengatakan, Komisi VIII DPR RI sudah meninjau ke lokasi beberapa waktu yang lalu. Dia berharap, upaya penanganan lanjutan bisa segera direalisasikan.
Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, mengatakan, banjir rob di tiga desa itu biasanya mulai datang setiap pagi sekitar pukul 05.00 ataupun 06.00 WIB. Setelah itu, rob akan kembali surut pada siang harinya sekitar pukul 11.30 WIB.
Ketinggian rob yang menggenangi pemukiman warga pun hanya di kisaran 30 centimeter (cm). "Namun hari ini, rob lebih besar dari biasanya," kata Waminudin.
Waminudin mengatakan, ketinggian rob yang menggenangi pemukiman warga hari ini mencapai kisaran 40 cm. Selain itu, meski sebagian sudah surut pada tengah hari, namun tak sedikit rumah warga yang hingga pukul 15.00 WIB masih tergenang banjir.
Waminudin menyebutkan, total lebih dari 1.000 rumah warga di ketiga desa itu yang terendam banjir rob. Selain itu, lebih dari sepuluh gedung sekolah yang juga terendam air, mulai dari gedung TK hingga gedung SMA.