Rabu 13 Jan 2021 04:13 WIB

Kalangan Lintas Agama dan Profesi Dukung Vaksinasi Covid-19

Vaksin diperlukan demi kemaslahatan umat.

Warga mengantre untuk berobat di UPT Puskesmas Tamblong, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Kamis (7/1). Dinas Kesehatan Kota Bandung menyiapkan sedikitnya 80 puskesmas untuk digunakan sebagai tempat kegiatan vaksinasi Covid-19 dengan 45 ribu dosis vaksin yang didistribusikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan akan disuntikkan terlebih dahulu bagi tenaga kesehatan. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga mengantre untuk berobat di UPT Puskesmas Tamblong, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Kamis (7/1). Dinas Kesehatan Kota Bandung menyiapkan sedikitnya 80 puskesmas untuk digunakan sebagai tempat kegiatan vaksinasi Covid-19 dengan 45 ribu dosis vaksin yang didistribusikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan akan disuntikkan terlebih dahulu bagi tenaga kesehatan. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dukungan dari berbagai kalangan lintas profesi dan agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ormas Islam Muhammadiyah bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk menyukseskan rencana vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan pemerintah pusat menguat.

Ketua Komisi Fatwa MUI Jabar, KH Badruzzaman, Selasa (12/1) mengatakan selain berdoa kepada Allah SWT yang menciptakan penyakit, umat Muslim juga perlu berusaha lahiriah. "Yaitu mengikuti apa yang disarankan pihak yang kompeten di bidang kesehatan. MUI Jabar juga akan mensosialisasikan tentang vaksinasi, mulai tingkat provinsi hingga desa. Semoga (program vaksinasi) ini diridhoi," ujarnya saat mengikuti konferensi video terkait rencana vaksinasi, bersama organisasi profesi, tokoh agama, hingga masyarakat dari Bandung.

Menurut KH Abun Bunyamin, pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU), vaksin diperlukan demi kemaslahatan umat. "Kami yakin apa yang dilakukan, vaksinasi, dibutuhkan masyarakat untuk kemaslahatan," ucapnya.

Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar Jamjam Erawan mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah Provinsi Jabar dalam melawan pandemi. Namun, ia mengingatkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup untuk menghentikan pandemi Covid-19.

"Muhammadiyah Jabar mendukung (vaksinasi), sesuai arahan Muhammadiyah pusat beri dukungan kepada pemerintah untuk mencegah Covid-19. Pandemi tidak semata-mata selesai oleh vaksin. Meski sudah vaksinasi, diharapkan tetap ketat dalam penegakan 3M dan 3T," tutur Jamjam.

Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung Romo FX Wahyu Tri Wibowo mengatakan Gereja Katolik Keuskupan Bandung juga berterima kasih atas inisiatif dan kerja sama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Kami di paroki-paroki berkampanye tentang protokol kesehatan dan memutus rantai penyebaran. Kami bersyukur diajak bersama bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat. Kita mulai (vaksinasi) bersama, ini akan menjadi gambaran agar warga Jabar tidak takut menerima vaksin. Kami siap mendukung, arahan gubernur akan kami sosialisasikan kepada umat Katolik di Keuskupan Bandung," kata Romo Wahyu.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar, Dr. Eka Mulyana menegaskan, pihaknya termasuk para dokter di 27 kabupaten/kota se-Jabar yang berjumlah 25 ribu lebih pun siap mendukung pelaksanaan vaksinasi di Jabar mulai 14 Januari mendatang.

"Ada tiga poin penting aman, daya lindung, dan halal. Ketiganya sudah terpenuhi baik dari MUI maupun BPOM. Kami didukung pengurus (IDI) pusat akan mendukung penuh menyukseskan vaksinasi. Terkait masih adanya respons negatif atau ketakutan, kami rilis webinar di 27 kabupaten/kota mengenai isu terkini terkait vaksinasi ini," kata Dr. Eka yang juga relawan vaksinasi Covid-19.

Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jabar, Marion Siagian menjelaskan skema pemberian vaksin yang rencananya akan digelar di RSHS Kota Bandung.

"Undangan disampaikan lewat SMS. Bapak/ibu juga dapat elektronik tiket. Pada hari-H, sampai ke fasyankes, tunjukan elektronik tiket ke Meja 1 'Pendaftaran'. Selesai verifikasi, sampai Meja 2 skrining, anamnesis, pemeriksaan fisik sederhana dan identifikasi kondisi penyakit penyerta. Kalau ada peserta yang ditunda, akan dijadwalkan pada vaksinasi berikutnya. Tidak dibatalkan, tapi ditunda," ujar Marion.

"Lalu Masuk Meja 3, vaksinasi sesuai prinsip penyuntikan yang aman. Terakhir di Meja 4 dilakukan observasi selama 30 menit, memonitor KIPI, penyuluhan 3M, dan pemberian kartu vaksinasi," katanya.

Ia menambahkan, nomor, jenis, dan batch vaksin masing-masing orang yang divaksin akan dicatat. Bila ada reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), bisa diketahui vaksin mana yang didapat.

Saat ini, terdapat 1.483 orang vaksinator atau tenaga penyuntikan di Jabar dan tengah dilatih sebanyak 9.503 orang."Semoga pelaksanaan (vaksinasi) berjalan baik. Makan atau sarapan lebih dulu, cukup istirahat, dan harus sehat," pesan Marion.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Dewi Sartika, menjelaskan, vaksin untuk Tahap I Termin I sudah tiba di masing-masing kabupaten/kota penerima. Di Tahap I Termin I, sasaran vaksinasi sebanyak 74.760 SDM Kesehatan fasyankes. Berikutnya, di Tahap I Termin II untuk vaksinasi pada Februari 2021, Jabar akan menerima alokasi vaksin Sinovac sebanyak 160 ribu dosis untuk 27 kabupaten/kota.

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement