Kamis 14 Jan 2021 13:56 WIB

Insiden Capitol, Umat Islam Amerika Serikat Diminta Waspada

CAIR meminta Umat Islam Amerika Serikat waspada usai insiden Capitol Hill

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
CAIR meminta Umat Islam Amerika Serikat waspada usai insiden Capitol Hill. Ilustrasi Capitol Hill
Foto: X90205
CAIR meminta Umat Islam Amerika Serikat waspada usai insiden Capitol Hill. Ilustrasi Capitol Hill

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Kelompok hak sipil dan advokasi Muslim-Amerika, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengimbau Muslim ekstra waspada sampai akhir pelantikan Presiden terpilih Joe Biden di tengah ancaman kekerasan supremasi kulit putih. 

CAIR melihat adanya ancaman yang dapat dipicu kekerasan dan protes bersenjata di 50 ibu kota negara bagian menjelang hari pelantikan.

Baca Juga

Karena itu, CAIR juga mendesak agar keamanan di rumah-rumah ibadah ditingkatkan. "Karena ancaman kekerasan pekan mendatang, kami mendesak semua anggota komunitas Muslim untuk tetap waspada dan menghindari gedung DPR negara bagian dan sekitarnya sampai pelantikan Presiden Biden," Huzaifa Shahbaz, koordinator penelitian dan advokasi CAIR, dilansir dari Middle East Eye, Kamis (14/1).

Shahbaz juga mendorong para pemuka agama  meninjau dan meningkatkan keamanan rumah ibadah, khususnya yang berlokasi di ibu kota negara. 

Dia mendesak masjid dan lembaga Islam lainnya untuk mengambil tindakan melalui buklet "Praktik Terbaik untuk Masjid dan Keamanan Komunitas" CAIR.

FBI mengantisipasi kemungkinan kekerasan dari pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan telah menerapkan rencana darurat jika terjadi gangguan besar. 

Laporan ini juga mengutip bukti ancaman yang kredibel terkait dengan 17 Januari di gedung-gedung negara bagian di Michigan dan Minnesota. 

Anggota gerakan Boogaloo sayap kanan mengatakan akan ada pawai bersenjata nasional di Capitol Hill di Washington DC dan seluruh 50 ibu kota negara bagian pada 17 Januari. 

Pekan lalu, pendukung Trump yang marah menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat, berbaris melalui ruang legislatif sambil meneriakkan dan melambai Trump dan bendera Amerika, serta spanduk yang terkait dengan kelompok sayap kanan.

Kerusuhan itu memaksa pembahasan kongres dihentikan atas tantangan untuk kemenangan Kolese Pemilihan Joe Biden. Demonstran bertempur dengan Polisi Capitol dan kemudian memaksa masuk ke gedung, tidak lama setelah unjuk rasa besar-besaran di dekat Gedung Putih, di mana Trump dituduh menghasut massa untuk berbaris di Capitol Hill.

Pejabat keamanan juga telah memberi pengarahan kepada anggota parlemen tentang ancaman tambahan menjelang pelantikan Biden pada 20 Januari. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement