Jumat 15 Jan 2021 13:36 WIB

Visa Catat 82 Persen UKM Adopsi Teknologi Digital Baru

Adopsi teknologi karena UKM menyesuaikan perubahan perilaku konsumen.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Visa (ilustrasi). Dalam studinya, Visa mencatat 82 persen UKM mengadopsi teknologi baru sepanjang masa pandemi pada 2020.
Foto: AP/Patrick Semansky
Visa (ilustrasi). Dalam studinya, Visa mencatat 82 persen UKM mengadopsi teknologi baru sepanjang masa pandemi pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring pandemi Covid-19 yang melanda hampir satu tahun ini serta peran teknologi pembayaran digital yang semakin esensial di seluruh dunia, pergeseran perilaku konsumen terlihat semakin permanen memasuki 2021. Pada edisi ketiga studi global bertajuk Visa Back to Business Study 2021 Outlook, Visa menemukan transformasi UMK ke arah perdagangan digital akan terus berlanjut pada tahun baru ini. 

Sejumlah area semakin menjadi perhatian seperti keamanan, pencegahan penipuan, dan fitur pembayaran yang makin umum seperti buy now, pay later serta penerimaan pembayaran mobile. Berdasarkan studi tersebut, pada akhir 2020, sebanyak 82 persen UKM yang disurvei mengungkapkan mereka beranjak mengadopsi teknologi digital baru untuk mengikuti perubahan perilaku konsumen. 

Baca Juga

Menyambut 2021, para pelaku UKM semakin mempertimbangkan sejumlah teknologi pembayaran yang dinilai vital dalam memenuhi ekspektasi konsumen. Di antaranya perangkat lunak manajemen keamanan dan penipuan (47 persen), penerimaan pembayaran nirsentuh (contactless) atau mobile (44 persen), pemrosesan pembayaran melalui perangkat mobile (41 persen), fitur pembayaran cicilan atau buy now, pay later (36 persen), dan teknologi back-end pembayaran digital (31 persen). 

Berkaca dari 2020, Visa mendapati pengalaman pembayaran digital, seperti contactless dan e-commerce, paling diminati akibat dorongan kebutuhan masyarakat. "Selain juga kerena hal tersebut semakin menjadi kebiasaan sehari-hari," ujar Global Head of Business Solutions Visa Kevin Phalen dalam keterangan resmi, Jumat (15/1).

Apabila 2020 merupakan era pembayaran contactless dan e-commerce, hasil studi ini memberitahu bahwa tahun ini akan semakin menegaskan isu keamanan dan pencegahan penipuan. Serta uji coba lebih banyak lagi perangkat perdagangan digital baru yang dapat membantu bisnis bertumbuh.

Semua negara yang disurvei telah mengadopsi teknologi pembayaran baru secara cepat dan perubahan perilaku konsumen terkait perdagangan. Adapun temuan tambahan dari studi di Brasil, Kanada, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Rusia, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), dan Amerika Serikat, menyoroti besarnya dampak dari apa yang terjadi sepanjang 2020 dan ekspektasi pada tahun ini. Pemulihan bisnis UMK disebutkan akan dimulai pada 2021. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement