REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PBNU, KH Maksum Machfoedz mengatakan, muhasabah nasional perlu dilakukan sebagai pengingat dan renungan bagi seluruh warga Indonesia atas segala musibah dan bencana yang belakangan ini membombardir tanah air.
“Ini secara kolektif dapat menjadi wadah untuk saling mengingatkan dan saling peduli. Cobaan ini adalah kehendak Ilahi dan harus kita yakini bahwa pasti ada hikmah dan solusi dibaliknya,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (20/1).
“Intinya, (muhasabah) harus diisi dengan ikhtiyar-bersabar-berdoa secara bersama-sama,” sambung Guru Besar Universitas Gadjah Mada itu.
Mantan Ketua PWNU DIY itu juga mengingatkan seluruh masyrakat untuk tidak saling salah-menyalahkan atau menyangkut-pautkan cobaan ini dengan kepentingan lain. Jangan lagi saling menolak dan menyalahkan, apalagi mengaitkan dengan kepentingan politik, pro-kontra vaksinasi, atau pro-kontra lainnya, ujarnya.
“Bangsa ini sudah diberi Tuhan pelajaran begitu Indah ya, tetapi kok ya tidak mau belajar dan malah meresponnya dengan syahwat politik dan jangka pendek,” ujar lulusan University of the Philippines at Los Banos (UPBL), Filipina ini.
“Yang perlu dilakukan adalah ikhtiyar-bersabar-berdoa, dan kepedulian bersama untuk menanggulangi bencana dan cobaan ini,” pungkasnya.
Ketua Bidang Dakwah dan Masjid PBNU KH Manan Ghani menyetujui usulan tersebut. Dia menyarankan agar muhasabah tersebut dapat diisi dengan pelaksaan sholat, zikir, doa dan mau’zhoh hasanah guna mengingatkan seluruh bangsa untuk bersatu dan saling tolong menolong dalam menghadapi ujian ini.
“Iya perlu, bisa diisi dengan sholat, zikir, doa dan mau’zhoh hasanah sekaligus sebagai pengingat bagi seluruh bangsa untuk saling kuat-menguatkan,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (20/1).
Dia juga berharap, dari pelaksanaan muhasabah ini, masyarakat Indonesia dapat tetap tegar dan sabar dalam menghadapi segala cobaan. “Semoga Indonesia dapat menjadi bangsa adil makmur dan diridloi Allah SAW,” ujarnya.