Kamis 21 Jan 2021 05:25 WIB

Kisah Anak-Anak Shaleh dalam Surat Maryam

Alquran menawarkan pengalaman spiritual dan pendidikan yang lengkap.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Anak-Anak Shaleh dalam Surat Maryam
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Kisah Anak-Anak Shaleh dalam Surat Maryam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain tentang kisah Nabi Zakaria dan Nabi Isa AS, Surat Maryam juga menceritakan tentang seorang putra yang shaleh, Nabi Ibrahim AS. Dia dilindungi Allah dari kesesatan ayahnya dan beruntung tidak menyembah berhala seperti sang ayah. 

Nabi Ibrahim AS mencoba menasihati sang ayah seperti yang tercantum dalam ayat 44-45:

Baca Juga

يٰٓاَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطٰنَۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ عَصِيًّا

يٰٓاَبَتِ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطٰنِ وَلِيًّا

Yā abati lā ta’budisy-syaiṭān, innasy-syaiṭāna kāna lir-raḥmāni ‘aṣiyyā. Yā abati innī akhāfu ay yamassaka ‘ażābum minar-raḥmāni fa takụna lisy-syaiṭāni waliyyā. 

“Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan.”

Kisah ini memberikan inspirasi bagi semua orang yang hidup dengan keluarga yang sulit. Dari ayat tersebut bisa dipahami tidak ada kata terlambat untuk teguh dalam keyakinan agama meskipun orang tua Anda tidak sama. 

Allah memerintahkan kita untuk sangat lembut dalam cara menasihati agama kepada orang dewasa, khususnya kepada orang tua kita. Anak-anak yang menjadi religius dan memperlakukan keluarga mereka dengan kasar tidak benar-benar memahami warisan Nabi Ibrahim AS.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement