REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Zahra Syifa (21 tahun) meninggal dunia tergantung di seutas tali di tempat kosnya di Bandar Lampung, Rabu (20/1) malam lalu. Kematian mahasiswi Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera (Itera) semester akhir masih dalam penyelidikan polisi.
Mahasiswi asal Karawang, Jawa Barat tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa di lilitan seutas tali yang tergantung di dalam kosnya. Orang yang menemukan pertama kali yakni Ivan, kekasihnya. Keterangan yang diperoleh, dari Ivan, sebelum ditemukan menggantung diri, Zahra sempat mengirim pesan Whatsapp (WA) kepada Ivan.
Keterangan Ivan kepada polisi, kekasihnya (Zahra) pernah mengirimkan pesan WhatApp dengan gambar (stiker) boneka yang tergantung. Ia tidak memedulikan pesan gambar boneka tersebut saat itu. Zahra memang tinggal sendirian di dalam kosnya.
Ivan tidak mengetahui persis penyebab kekasihnya gantung diri. Sebelumnya, Zahra pernah bercerita kepada Ivan bahwa ia mengalami kesulitan dalam membuat tugas akhir kuliah, akhir-akhir ini. Dia juga pernah menceritakan kesulitasn orang tuanya di Jawa Barat, karena sakit.
Mayat Zahra saat ditemukan di dalam kamar kosnya masih dalam keadaan lemas. Tidak terdapat tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Polisi masih melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara, untuk mengetahui sebab- sebab meninggal dunia mahasiswi Itera angkatan 2017 tersebut. Mayat mahasiswi tersebut dibawa ke RSUD Abdul Moeloek untuk dilakukan otopsi.
Pihak Itera membenarkan Zahra Syifa tercatat mahasiswi aktif di Itera Program Studi Tekni Geomatika angkatan 2017. Menurut Humas Itera Rudiyansyah, Zahra Syifa meninggal dunia pada Rabu malam, 20 Januari 2021 di kompleks perumahan Jalan Karimun Jawa, Gang Wisma 1, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung.
“Mahasiswa aktif Itera di Program Studi Teknik Geomatika angkatan 2017. Berdasarkan data kemahasiswaan, mahasiswi tersebut berasal dari Karawang, Jawa Barat,” katanya dalam keterangan persnya kepada Republika.co.id, Kamis (21/1) lalu.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari para dosen pengajar, Zahra adalah salah satu mahasiswa yang baik dan tidak memiliki masalah dalam perkuliahan ataupun dalam penyusunan tugas akhir selama berkuliah di Itera.
Atas musibah tersebut, Itera melalui perwakilan dosen Prodi Teknik Geomatika turut serta mendampingi pihak keluarga di RSUDAM. Terkait penyebab meninggalnya Zahra, pihak Itera masih menunggu keterangan resmi dari keluarga dan pihak kepolisian. Atas musibah meninggalnya Zahra, seluruh sivitas akademika Itera turut berduka cita sedalam-dalammnya kepada pihak keluarga, dan turut mendoakan semoga almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Rektor Prof Ofyar Z Tamin, beserta sivitas akademika Itera menyatakan berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga atas meninggalnya Zahra Syifa,” katanya.