REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Badan Keamanan Laut hingga Rabu masih melakukan persiapan investigasi terhadap dua kapal supertanker MT Hourse berbendera Iran dan MT Freya berbendera Panama yang diamankan di Perairan Pontianak, Kalimantan Barat. Tim investigasi gabungan menyiapkan berbagai aspek teknis untuk pelaksanaan investigasi dengan melibatkan Bakamla, Kemenlu, Kemenhub (Hubla), Kemenkeu (DJBC), Kemenkumham (imigrasi), KLH, ESDM, TNI AL, dan polisi.
"Sampai sore ini masih penyiapan pemberkasan dan administratif lainnya. Tim dari KL lain masih menyiapkan aspek teknis terkait," kata Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramanditadi Batam, Rabu.
Dua kapal tanker itu, kata dia, sudah dilayarkan dan dilabuhkan di Perairan Batuampar Kota Batam, Kepulauan Riau. KN Pulau Marore dan KN Belut Laut ditugasi mengawasi dengan lego jangkar di sekitar kapal tangkapan.
Menurut dia, persiapan investasi relatif panjang karena dokumen yang harus disiapkan cukup banyak. Bahkan, jenis pelanggarannya pun beragam. "Setiap pelanggaran tentu membutuhkan dokumen tersendiri, termasuk dua kapal ini, jadi rangkap," katanya menjelaskan.
Tim juga membutuhkan penerjemah bahasa Parsi yang rencananya didatangkan dari Jakarta untuk memperlancar proses.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa pihaknya akan memeriksa kondisi anak buah kapal yang menjadi tanggung jawab pihaknya.
Ia menyebutkan terdapat 36 ABK dalam kapal berbendera Iran dan 25 orang ABK di dalam kapal berbendera Panama. "Kemungkinan juga akan dilaksanakan cek swab besok untuk ABK," katanya.