Sabtu 30 Jan 2021 18:37 WIB

Pasar Gembrong Baru Belum Banyak Diketahui Masyarakat

Pedagang Pasar Gembrong Baru rasakan dampak pandemi ke penurunan pendapatan.

Pengunjung melihat ikan cupang pada Pameran dan Bazaar Cupang di Pasar Gembrong Baru Cipinang, Jakarta, Kamis (5/11). Pameran dan bazaar yang berlangsung hingga Senin (30/11) itu menampilkan beragam jenis ikan cupang (Betta sp) dengan harga jual mulai Rp35 ribu hingga jutaan rupiah. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melihat ikan cupang pada Pameran dan Bazaar Cupang di Pasar Gembrong Baru Cipinang, Jakarta, Kamis (5/11). Pameran dan bazaar yang berlangsung hingga Senin (30/11) itu menampilkan beragam jenis ikan cupang (Betta sp) dengan harga jual mulai Rp35 ribu hingga jutaan rupiah. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang Pasar Gembrong Baru di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, mengandalkan pendapatan dari pelanggan tetap selama pandemi Covid-19. Pasar Gembrong Baru diisi pedagang yang dulu jualan di Jalan Jenderal Basuki Rahmat.

"Kalau pelanggan masih ada, tapi cuma mereka yang tahu saja tempat saya. Kalau mengandalkan konsumen yang sengaja datang agak sulit selama pandemi, jadi ya pelanggan tetap saja," kata pedagang aksesoris dan mainan anak Pasar Gembrong Baru, Rizky (44), di Jakarta, Sabtu (30/1).

Baca Juga

Pedagang di lantai dasar Pasar Gembrong Baru itu mengatakan mayoritas penghuni pasar adalah pedagang yang direlokasi oleh pemerintah dari bahu Jalan Jenderal Basuki Rahmat sejak Juni 2020. Relokasi itu terjadi karena lapak para pedagang berada di atas lahan pembangunan jalan tol.

"Jadi memang belum banyak konsumen yang mampir ke sini. Rata-rata tahunya yang di Pasar Gembrong aja," katanya.

Rizky mengatakan pendapatan dari barang jualan selama pandemi juga mengalami penurunan sekitar 50 persen. "Omzet turun lah kalau dibandingkan yang dulu-dulu sebelum pandemi dan masih dagang di pinggir jalan. Menurunnya sekitar 50 persen," katanya.

Namun pihak pengelola gedung memberikan dispensasi. Yaitu, berupa potongan tarif sewa ruko ukuran 2x2 meter persegi dari semula Rp 12 juta per lokal menjadiRp 8 juta per lokal. "Diskon (ruko) ini karena pandemi Covid-19," katanya.

Koordinator Galeri Perupa Pasar Gembrong Baru, Arya, mengatakan mayoritas pedagang mainan di pasar tersebut perlahan telah hengkang sebab lokasi yang dianggap kurang strategis. Pada akhir 2029 pria bernama lengkap Karya Indah itu berinisiatif menghidupkan kembali pasar dengan menghadirkan sejumlah seniman.

"Saya kebetulan punya komunitas seniman, yakni Perkumpulan Seniman Indonesia (Persona). Jumlah perupa yang ada sekitar 80 orang," katanya.

Mereka rata-rata seniman pahat dan lukis yang datang dari wilayah di Jabodetabek. Pemasaran produk dilakukan secara daring maupun pagelaran pameran di Pasar Gembrong Baru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement