Senin 01 Feb 2021 19:57 WIB

Warga Dago Tolak Hotel Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Soal rencana tempat isolasi, Pemkot Bandung masih berupaya melakukan negosiasi.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menunjukkan vaksin Covid-19 sebelum menjalani penyuntikan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Kamis (28/1/2021).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menunjukkan vaksin Covid-19 sebelum menjalani penyuntikan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Kamis (28/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung merespons adanya kabar warga yang menolak rencana penggunaan hotel di Dago, Kecamatan Coblong, sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Warga mengkhawatirkan adanya risiko penyebaran Covid-19 dengan penggunaan hotel sebagai tempat isolasi. 

Menurut Sekretaris Daerah, yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, pemerintah masih berupaya membicarakan rencana tersebut kepada warga sekitar hotel. “Negosiasi sedang berjalan,” kata dia, Senin (1/2).

Ema mengharapkan masyarakat dapat memahami rencana pemerintah itu, pasalnya pandemi Covid-19 belum berakhir. Ia berharap masyarakat tidak termakan isu yang keliru soal tempat isolasi pasien Covid-19 itu. “Kita jangan termakan pemikiran-pemikiran yang dalam tanda petik ‘bisa menyesatkan’. Misalnya, virus ini terbang di udara, ada rasa ketakutan tidak rasional. Hal ini harus ditekankan karena ini untuk kepentingan bersama,” ujar dia.

Menurut Ema, pemerintah daerah berusaha menyiapkan tempat isolasi alternatif sebagai upaya preventif bila kasus Covid-19 terus bertambah. Hal ini untuk mengantisipasi tidak adanya tempat isolasi yang memadai. Kalaupun nantinya tidak terpakai, kata dia, terpenting sudah ada upaya preventif. “Sedia payung sebelum hujan. Daripada kasus meledak, kita tidak siap. Seperti sekarang tempat isoman (isolasi mandiri) di kecamatan itu, kita terlepas dipakai atau tidak, yang penting lokasi ada preventif,” kata Ema.

Karenanya, Ema mengatakan, pemerintah daerah masih berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat soal rencana penggunaan hotel sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Di sisi lain, pemerintah juga berupaya mencari alternatif lainnya. “Mediasi tetap dilakukan, dan kita mencari alternatif lain,” ujarnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement