Senin 27 Feb 2023 09:55 WIB

Belasan Kasus Suspek Difteri Ditemukan di Tujuh Kabupaten/Kota Jabar, Ini Daerahnya...

Belasan kasus suspek ini masuk dalam aplikasi pelaporan sepanjang Januari 2023.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Siswa kelas 1 mengikuti imunisasi Difteri Tetanus (DT) saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Siswa kelas 1 mengikuti imunisasi Difteri Tetanus (DT) saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Selain di Garut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) ternyata menerima laporan ada 11 kasus suspek difteri di tujuh kabupaten dan kota yang ada di Jabar. Menurut Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, belasan kasus suspek ini masuk dalam aplikasi pelaporan sepanjang Januari 2023.

Namun, menurut Dewi, kasus difteri yang dilaporkan ini masih berstatus suspek. Dinkes Jabar masih melakukan pendalaman lebih lanjut pada 11 kasus ini. 

"Ini sudah ada laporan 11 kasus suspek difteri dari kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, KBB, Kota Bogor, dan Kota Sukabumi," ujar Dewi kepada wartawan, Senin (27/2).

Menurut Dewi yang dimaksud suspek difteri adalah secara klinis dan fisik dari 11 laporan itu sudah mengarah ke difteri. Tapi, masih menunggu hasil dari laboratorium. Jadi, belum bisa sepenuhnya disebut difteri. 

Walaupun nanti hasil laboratorium negatif, tapi secara fiisik dan klinisnya mengarah ke difteri berarti maka sudah difteri (terkena). "Jadi suspek ini sebenarnya sudah difteri," katanya. 

Dewi mengatakan, ada sebanyak tujuh orang warga Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut meninggal dunia diduga terinfeksi virus Difteri. Kasus ini, terjadi dalam rentang waktu selama 6-19 February 2023.

"Awal February (2023) ada 6 (meninggal diduga terkena virus difteri), lalu tambah 1 lagi di tanggal 19 Februari," katanya. 

Dari kejadian ini, kata dia, Pemkab Garut menetapkan status medis Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri. Penyebab terjadinya kasus Difteri di desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut ini dikarenakan masih rendahnya dalam pemberian imunisasi. Virus difteri sendiri bisa dicegah dengan imunisasi. 

"Kita katakan KLB. Berarti, satu kasus saja (difteri) ini sudah bisa kita katakan KLB. Nah setelah itu kita cari di kota-kota lainnya (kasus serupa) untuk diperiksa dan sekarang dalam proses pemeriksaan," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement