REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri menyatakan pihaknya belum bisa memastikan suara dentuman yang terdengar di kota Malang pada Selasa malam hingga Rabu (3/2) dini hari tadi. Pihaknya sejauh ini tidak mendapati adanya anomali berdasarkan data seismik atau aktivitas petir.
Berdasarkan data sensor seismik di Malang, Tretes dan Gedangan pada rentang waktu pukul 24.00 sampai 03.00 WIB, tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan. Demikian pula dari data aktivitas sambaran petir juga tidak menunjukan anomali peningkatan.
"Jadi sampai saat ini kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut," ungkap dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu.
Sejumlah warga di Kota Malang dan sekitarnya mendengar dentuman keras misterius pada Selasa (2/2) malam hingga Rabu (3/2) dini hari. Peristiwa ini disebut membuat benda di sekitar warga ikut bergetar.
Warga Kedungkandang, Kota Malang, Avirista Midada mengaku mulai merasakan dentuman keras pada Selasa (2/2) pukul 23.40 WIB. Dentuman terasa semakin kencang mulai pukul 23.50 sampai 01.30 WIB. "Kaca getar dan karena takut sampai keluar rumah mencari sumber suara," kata pria disapa Aris ini kepada Republika.co.id, Rabu pagi.
Tidak hanya Aris dan keluarganya, sejumlah warga di lingkungannya juga ikut keluar dari rumah masing-masing. Namun, setelah pukul 02.00 WIB, frekuensi getaran dan dentuman agak menurun. Pada pukul 09.00 WIB, Aris mengaku, masih merasakan getaran seperti dilintasi kendaraan besar.
Warga Lowokwaru, Didi mengaku lebih awal merasakan dentuman di rumahnya. Fenomena ini mulai terasa sekitar pukul 20.00 WIB dengan frekuensi jarang. Kemudian dentuman semakin sering terdengar saat memasuki tengah malam.
Dentuman yang terdengar di wilayah Didi seperti pukulan ke benda keras. Suara ini membuatnya sempat mengira ada warga yang sedang mengadakan acara besar. Namun setelah dikonfirmasi, tidak ada acara apapun di sekitar rumahnya.
"Enggak notice sih...apakah ada yang getar (kaca dan lain-lain) apa gimana. Sambil dengerin musik kenceng, tapi tetap bisa dengar dentumannya," kata Didi.