REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada 2020 lalu berhasil mencetak laba sebesar satu miliar dolar AS. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan meski di tengah pandemi, perusahaan tetap berhasil mencetak laba.
"Laba bersih di 2020 kemarin satu miliar dolar AS atau setara Rp 14 triliun. Ini bisa tercapai karena beberapa upaya yang perusahaan lakukan dan juga melakukan efisiensi dan prioritas anggaran," ujar Nicke kepada Republika, Kamis (4/2).
Nicke menjelaskan pada 2020 kemarin perusahaan melakukan peningkatan produktifitas hulu migas dan kilang. Disatu sisi, efisiensi yang dilakukan perusahaan sehingga bisa mencetak laba adalah pemotongan opex sampai 30 persen. Selain itu, kata dia perusahaan juga memprioritaskan anggaran investasi ke proyek yang strategis.
"Upaya yg dilakukan adalah meningkatkan produktifitas Hulu migas dan Kilang, serta efisiensi di semua bidang (pemotongan Opex 30 persen, dan prioritasi anggaran investasi)," ujar Nicke.
Disatu sisi, Nicke menjelaskan salah satu yang membuat Pertamina meraup laba di 2020 kemarin karena Pertamina menekan BPP. Hal ini didapat saat harga minyak dunia sedang remuk di awal tahun lalu Pertamina melakukan pembelian minyak mentah dalam jumlah besar.
"Ini lalu kami simpan di floating storage dan kilang kilang kami. Jadi ini yang bisa menekan BPP kita. Disatu sisi, kami juga lakukan efisiensi luar biasa untuk melakukan adjustment," ujar Nicke.