REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menyiapkan langkah-langkah strategis membantu pemulihan desa wisata yang terdampak pandemi Covid-19.
Sandiaga di sela kegiatannya berkantor di Bali, melakukan peninjauan ke Desa Wisata Kutuh, di Kabupaten Badung, Kamis (11/2) malam. Pandemi telah menghantam keras Desa Wisata yang telah berstatus mandiri bahkan menjadi percontohan nasional ini.
Sebelum pandemi, Desa Wisata Kutuh dengan Pantai Pandawa sebagai salah satu daya tarik utamanya biasa dikunjungi 3.000 wisatawan per hari. Dari pariwisata, desa ini berhasil menghasilkan Rp 50 miliar per tahun.
Akibat pandemi, pendapatan Desa Wisata Kutuh menurun sampai 90 persen. "Kondisi itu mengakibatkan lebih dari 200 usaha kecil dan lebih dari 290 tenaga kerja serta 3.000 lebih warga di desa adat ini ekonominya sangat menurun," kata Sandi dalam Siaran Pers Kemenparekraf, Jumat (12/2).
Dari hasil peninjauan itu, Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf akan menyiapkan program dan langkah-langkah strategis yang cepat, tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
"Menurut Bendesa Adat, kemampuan bertahan di sini hanya cukup sampai Maret, jadi ini ada kedaruratan. Maka saya langsung berdiskusi dengan Wakil Bupati. Harapannya kita bisa memberikan satu sentuhan yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu," kata Sandi menjelaskan.
Ia menambahkan, sejauh ini Kemenparekraf sudah menjalankan program seperti stimulus, bantuan sosial, dan program BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman), untuk destinasi wisata. Program-program tersebut setidaknya bisa menggerakkan aktivitas di desa wisata yang sedang mengalami kesulitan.
Sebelumnya, Sandi mengatakan, Kemenparekraf bersama Pemerintah Provinsi Bali juga sedang merencanakan program padat karya senilai Rp 186 miliar yang akan direalisasikan di 177 desa wisata di Bali. Diharapkan 15.000 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terakomodasi dalam program ini setiap harinya.