REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan, selama dua hari pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, baru 2.817 orang yang sudah disuntik vaksin. Padahal Pemprov DKI menargetkan penyuntikan vaksin kepada 1.500 orang per hari.
"Hari pertama diberikan terhadap 1.404 orang dan kedua kemarin 1.413 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, dalam diskusi secara daring, Jumat (19/2).
Jika sesuai target yang telah direncanakan, jumlah penerima vaksin di Pasar Tanah Abang seharusnya sudah sebanyak tiga ribu pedagang. Menurut Widyastuti, tidak tercapainya target ini disebabkan beberapa hal.
Salah satunya, penyaringan atau screening kesehatan peserta vaksinasi yang tidak sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Sehingga penyuntikan vaksin terhadap sejumlah peserta harus ditunda.
"Jadi memang tidak tepat (setiap hari) 1.500, karena ada beberapa kondisi terkait dengan screening sehingga memang harus ditunda," jelas dia.
Di sisi lain, Widyastuti menuturkan, proses vaksinasi di Pasar Tanah Abang merupakan percontohan sebelum program ini dilaksanakan di beberapa pasar lainnya yang ada di Ibu Kota. Sebab, dia menilai, pelaksanaan vaksinasi di pasar memiliki perbedaan dengan di fasilitas kesehatan (faskes).
"Di pasar tentu berbeda dengan di fasilitas kesehatan. Kalau di pasar bagaimana tetap roda ekonomi jalan, transaksi jual-beli jalan, tapi vaksinasi juga jalan dengan baik," ujarnya.
Karena itu, sambung dia, pelaksanaan vaksinasi di pasar menggunakan kupon dan diberikan kepada para pedagang yang terdaftar sebagai penerima vaksin. "Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan atau keramaian," ucap dia.
Proses vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang juga dibagi menjadi tiga area berbeda, yakni di lantai 12 dengan kapasitas 500 orang. Kemudian, dua lokasi lainnya di area food court yang berlokasi di lantai 8 dengan kapasitas masing-masing 500 orang. "Pengaturan ini dilakukan oleh PD Pasar Jaya dengan kreativitas bersama," imbuhnya.