REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan sebanyak 200 RT di Ibu Kota terdampak banjir karena intensitas curah hujan yang mengguyur Jakarta sejak Sabtu (20/2) dini hari cukup tinggi. Sistem drainase di DKI Jakarta tidak sanggup menampung hujan ekstrem.
Anies mengatakan, penyebab banjir di Jakarta kali ini adalah intensitas curah hujan lebat di Jakarta yang mencapai diatas 100 mm per hari. Padahal, kapasitas sistem drainase di Ibu Kota itu hanya berkisar 50 mm-100 mm.
"Bila terjadi hujan diatas 100 mm per hari, maka pasti terjadi genangan karena memang kapasitasnya terbatas sampai 100 mm," kata Anies di Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Daerah DKI Jakarta Yusmada Faizal di Jakarta, Jumat (19/2), mengatakan, data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pada Kamis (18/2) hingga Jumat (19/2), Jakarta diguyur hujan ekstrem. Hujan juga terjadi merata di seluruh Jakarta.
Data hujan di Jakarta dalam dua hari terakhir, yakni wilayah Halim Perdanakusuma mencapai 160 mm per hari, di Manggarai 130 mm per hari, Pasar Minggu 130 mm per hari, dan Sunter Hulu sampai 107 mm. "Intinya area yang terdampak sangat besar dan hujan dua hari ini itu Jakarta Timur dan Selatan," kata dia.
Akibat hujan dengan intensitas lebat tersebut, kata Yusmada, menyebabkan genangan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. "Terutama di area Timur aliran kali Cipinang, dan aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Mampang seperti Tebet," ucap dia.
Yusmada juga mengatakan berdasarkan prediksi BMKG juga dalam dua hingga tiga hari ke depan kemungkinan potensi hujan ekstrem masih terjadi di Ibu Kota. Warga juga diminta untuk waspada terjadi banjir. "Untuk kami, pemprov bersama unsur yang lain yakni TNI-Polri tetap dalam kondisi siaga untuk menanggulangi kejadian-kejadian genangan," kata dia.
0,6 persen lokasi
Pada banjir kali ini, Anies mengatakan 200 RT dari 30.070 RT di DKI terdampak. "Jadi ada 0,6 persen tempat yang terdampak. Ini data per jam 09.00 pagi tadi," kata Anies.
Kemudian, Anies mengatakan, terdapat 26 lokasi pengungsian. Ada sebanyak 329 keluarga dari total 3,6 juta keluarga yang ada di Jakarta menjadi korban banjir tersebut.
Menurut Anies, ada kendala dalam menuntaskan banjir agar surut dalam waktu enam jam. Ia menyebut, meski hujan telah berhenti, aliran air dari kawasan hulu dan kawasan tengah masih terus mengalir ke Jakarta.
Kawasan hulu itu adalah daerah Bogor sedangkan kawasan tengah itu merupakan wilayah Depok. "Jadi kita enam jam sesudah airnya surut di sungai, kembali normal, atau enam jam sesudah hujannya berhenti. Nah, yang terjadi adalah hujannya berhenti, tapi aliran dari hulu masih jalan terus. Sehingga di situlah menjadi kendala tersendiri," jelas dia.
"Itu sekarang dalam perjalanan ke Jakarta. Nah, dalam perjalanan ke Jakarta itu tentu berdampak pada kawasan kawasan yang ada di sekitarnya," kata dia.