REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Warga asing yang tinggal di Myanmar mulai pulang ke negara asal mereka di tengah meluasnya aksi protes terhadap kudeta militer.
Pada Jumat pagi (19/2), Jepang menerbangkan pesawat pertama untuk mengangkut warga negaranya pulang dari kota terpadat di Myanmar, Yangon. Menurut Kyodo News, bisnis Jepang menghadapi ketidakpastian karena meningkatnya ketegangan di Myanmar.
Selain Jepang, Taiwan juga tengah mengupayakan evakuasi warganya dari Myanmar. China Airlines dijadwalkan untuk membawa penduduk Taiwan pulang mulai 21 Februari.
Sementara itu, Indonesia dan Filipina mengatakan mereka akan memulangkan warganya "jika dirasa perlu".
Pada 1 Februari, militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat, beberapa jam setelah menahan pemimpin de facto dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, beserta anggota senior Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang berkuasa saat itu. Kudeta terjadi beberapa jam sebelum sidang parlemen pertama, di mana mayoritas kursi parlemen diduduki anggota Partai Liga Nasional.
Pihak militer mengklaim bahwa kudeta tersebut dipicu "kecurangan pemilu" yang mengakibatkan dominasi partai di parlemen.