Kamis 25 Feb 2021 10:20 WIB

Cara Mengatasi Kebosanan Saran dari Psikolog

Berkegiatan di rumah di sepanjang hari tak dipungkiri membuat kita bosan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Berkegiatan di rumah di sepanjang hari tak dipungkiri membuat kita bosan.
Foto: www.freepik.com.
Berkegiatan di rumah di sepanjang hari tak dipungkiri membuat kita bosan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkegiatan di rumah di sepanjang hari tak dipungkiri membuat kita bosan. Berbagai keterbatasan memaksa kita untuk mencari cara lain untuk berkegiatan di rumah.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Edward Andrianto, berpendapat, kebosanan selama masa karantina sebenarnya membuat kita semakin kreatif. Dia mengutip sebuah penelitian psikolog dari University of Central Lancashire bernama Sandi Mann, yang menyebut justru kreativitas muncul karena adanya kebosanan.

Baca Juga

“Ketika seseorang merasakan kebosanan, ada stimulasi neural yang tidak terpuaskan. Dan ketika kita tidak menemukan stimulasi tersebut, maka kita akan mulai menciptakan sehingga kita akan terpuaskan,” kata dia kepada republika.co.id, dikutip Kamis (25/2).

Berdasarkan penelitian itu, lanjut dia, rasa bosan justru meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah yang tidak biasa. Ketika seseorang berpikir, mengandai-andai, dan melamun, maka dia akan menemukan berbagai hal baru yang mungkin dapat memecahkan masalah yang selama ini tidak terpecahkan.

Oleh karenanya, dia mengatakan, kita tidak seharusnya menangkal kebosanan. Sebab, kebosanan justru memicu kreativitas.

Dia menjelaskan, cara agar kreatif adalah bukan dengan menstimulasi diri kita dengan berbagai hal di luar diri kita. Misalnya, dengan menonton televisi atau dengan bermain gawai.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement