Sabtu 27 Feb 2021 21:55 WIB

BPPT: Hujan Buatan Antisipasi Karhutla Dimulai Maret

Operasi TMC menargetkan pembasahan lahan-lahan kering yang rentan terbakar.

Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau. Ilustrasi
Foto: Antara/Rony Muharrman
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan hujan buatan atau operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau dan sekitarnya akan dimulai pada awal Maret 2021. Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian.

"Kalau Riau dengan karhutla kami berharap lahan-lahan yang sudah kering dibasahi oleh hujan," kata Jon Arifian kepada Antara di Jakarta, Sabtu (27/2).

BPPT sudah menyiapkan sebanyak 20 ton Nacl bahan semai di gudangnya. Operasi TMC tersebut bertujuan untuk pembasahan lahan-lahan kering yang rentan terhadap ancaman karhutla.

Dalam pelaksanaan kegiatan itu, awan potensial yang ada di atas lahan-lahan kering akan disemai sehingga menurunkan hujan di wilayah itu, dan terjadilah pembasahan lahan. Dengan demikian diharapkan, lahan-lahan tersebut diharapkan tidak mudah terbakar.

"Kita berharap awannya tumbuh di atas lahan-lahan yang kering tadi sehingga awan itu bisa kita semai, dan dari proses semai kita berharap curah hujannya lebih efektif prosesnya," tutur Jon.

Pada 24 Februari 2021, dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla. Salah satu yang dibahas adalah penyiapan pelaksanaan TMC di Riau yang sudah menetapkan status darurat karhutla.

"Jadi kita juga sudah diminta untuk melakukan persiapan dan di rapat tersebut sudah ada arahan untuk memulai kegiatan pada awal bulan Maret 2021," ujar Jon.

Pencegahan dan penanggulangan karhutla tersebut melibatkan sejumlah pihak atau lembaga. Di antaranya KLHK, BPPT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.

Penyediaan pesawat untuk proses penyemaian awan hujan potensial akan didukung oleh TNI. Kemungkinan untuk Riau, akan dioperasikan satu pesawat dari TNI Angkatan Udara, CN-295, yang dapat membawa muatan bahan semai hingga 2,4 ton NaCl.

Selain wilayah Riau, pesawat itu juga bisa menjangkau hingga Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan, jika dibutuhkan nantinya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement