Kamis 04 Mar 2021 16:22 WIB

Kurangi Potensi Bencana, Pemkot Bina 115 Kampung Iklim

Ada tiga indikator dalam program kampung iklim yang dijalankan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Mobil terendam banjir di perumahan Ciledug Indah 1, Tangerang, Banten, Rabu (1/1/2020). Banjir yang merendam perumahan tersebut akibat meluapnya Kali Angke. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Foto: ANTARA FOTO
Mobil terendam banjir di perumahan Ciledug Indah 1, Tangerang, Banten, Rabu (1/1/2020). Banjir yang merendam perumahan tersebut akibat meluapnya Kali Angke. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang melakukan pembinaan kepada 115 kampung dalam program kampung iklim (Proklim) yang tersebar di 13 kecamatan se-Kota Tangerang. Pembinaan tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi dan mendukung upaya perubahan iklim.

Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kota Tangerang M. Thakhir menjelaskan, Kampung Proklim ditujukan untuk menjadi gerakan massal masyarakat, untuk secara bersama-sama bergerak menjaga lingkungan dan mengurangi potensi bencana di lingkungan sekitar.

“Pada 2020 DLH sudah menggerakkan 75 Kampung Proklim. Tahun ini kami bina 115 Kampung Proklim yang diharapkan bisa terus kian banyak sehingga bisa menjadi gerakan massal yang membawa perubahan besar untuk Kota Tangerang,” ujar Thakhir dalam keterangannya, Kamis (4/3).

Thakhir menjelaskan, terdapat tiga indikator dalam program kampung iklim yang dijalankan. Yakni meliputi sedekah air melalui lubang biopori, sedekah sampah melalui bank sampah, dan sedekah oksigen melalui pembibitan tanaman.

Untuk saat ini, lanjutnya, kegiatan dimasifkan pada pembentukan lubang biopori sebagai upaya penanggulangan banjir. Mengingat upaya pencegahan banjir menjadi salah satu fokus perhatian di Kota Tangerang, maka pembinaan kami perkuat pada pembuatan lubang-lubang biopori.

"Kami gerakkan, satu RT tiga lubang biopori, yang diharapkan potensi-potensi genangan tidak lagi terjadi di permukiman penduduk," ujar dia.

Salah seorang warga Kota Tangerang, Ayup mengungkapkan, program kampung iklim dapat membawa perubahan pada lingkungannya. Terutama empat lubang biopori yang sudah dimiliki sejak tahun lalu di lingkungan RW 3, Kelurahan Cibodas Baru yang ternyata dapat menanggulangi genangan saat banjir dengan cepat.

“Saya sebagai warga merasakan manfaatnya. Dulu gang-gang permukiman kami sering terjadi genangan, semenjak ada biopori Alhamdulillah tidak terjadi lagi,” ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement