Senin 08 Mar 2021 08:30 WIB

Penularan Covid-19 Klaster Pesantren di Indramayu Bertambah

Penambahan klaster pesantren itu tak hanya pada kasusnya, tetapi juga lokasinya.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Sejumlah santri beraktivitas sambil menjalani isolasi massal di dalam pondok pesantren Abbdurrahman Basuri, Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021). Pondok pesantren tersebut ditutup untuk umum setelah 73 santrinya terkonfirmasi positif COVID-19 dan selanjutnya pesantren tersebut diisolasi dengan memberlakukan PPKM skala mikro atau lockdown.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Sejumlah santri beraktivitas sambil menjalani isolasi massal di dalam pondok pesantren Abbdurrahman Basuri, Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021). Pondok pesantren tersebut ditutup untuk umum setelah 73 santrinya terkonfirmasi positif COVID-19 dan selanjutnya pesantren tersebut diisolasi dengan memberlakukan PPKM skala mikro atau lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terjadi di lingkungan pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Indramayu, terus bertambah. Penambahan klaster pesantren itu tak hanya pada kasusnya, tetapi juga lokasinya.

Semula, klaster pesantren hanya terjadi di Ponpes Abdurahman Basuri. Namun, kasus serupa  juga terjadi di Ponpes Al Urwatul Wutsqo.

Baca Juga

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menyebutkan, di Ponpes Abdurahman Basuri, ada 111 sampel yang diperiksa. Dari jumlah itu, sebanyak 72 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Sedangkan di Ponpes Al Urwatul Wutsqo, semula diketahui ada 32 orang yang positif Covid-19. Selanjutnya, dari tracing dan testing berikutnya, masing-masing diperoleh hasil 35 orang dan 10 orang yang positif.

Kasus di pesantren itu ditambah dengan yang terjadi di asrama yatim Ar Rahman, dimana 20 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan demikian, total kasus di ponpes itu mencapai 97 kasus.

Deden mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dialami para santri di kedua ponpes tersebut. Kasus itupun mengejutkan karena terjadi saat berlakunya PPKM Mikro tahap kedua.

‘’Padahal mau relaksasi sekolah,’’ tutur Deden, Senin (8/3).

Deden menjelaskan, langkah yang dilakukan dalam penanganan klaster pesantren adalah dengan meneruskan tracing kontak erat maupun testing semua kontak erat. Untuk pasien positif, dilakukan isolasi.

‘’Para santri yang terkonfirmasi positif dan negatif ditempatkan di ruangan berbeda,’’ terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu tersebut.

Langkah penanganan lainnya yakni dengan melaksanakan desinfeksi di semua area pondok pesantren, termasuk area asrama pondok pesantren. Sedangkan untuk masjid, ditutup sementara dari pengunjung luar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement